"gila..." itulah ungkapan pertama, yang disampaikan teman, melihat sikap dan kelakuan temannya yang lain
Seorang yang tidak mau keluar dari zona nyaman, berharap jadi pemenang tapi memiliki rasa takut dan keraguan layaknya "Sang Pecundang"
Aku (tidak) gagal Aku hanya ingin diriku yang baru Aku yang lama seperti ada yang janggal Jadi, diri memulai tanpa ragu
Akhirnya Aku Mengalah Tak usahlah disebutkan Aku bisa membaca keadaan
Judul Puisi: "Bimantara"Investasi pada diri sendiri, tiada ragu,Buku membuka wawasan, pangan berkualitas memperkuat.
Melodi Ketegasan: Memandu Jiwa yang Bimbang Di persimpangan jalan yang penuh keraguan,Langkah kaki gontai diiringi rasa kebingungan.
Penerangan Dalam Gelap Di langit yang kelam, aku mencari, Satu bintang, harapan dalam kegelapan.
Masa akhir, ke mana arahnya? Berpilah-pilah di persimpangan jalan
Aku hidup dalam ilusi dunia yang itu adalah fatamorgana
Puisi kedua dari sembilan rincian judul puisi tentang Maaf, khususnya tentang Tak Meminta Maaf. Semoga bermanfaat.
Kedua tangan terlipat di depan dada seperti layaknya para pendoa. Nyatanya rindu dan cinta membuatmu bertahan dalam badai gelora
Keraguan Mu Memakan Habis Waktu Berhargamu, Keraguan, bagaikan racun yang mematikan,
Kamulah yang dapat menyetarakan malam, Bernaung gemerlap bintang di langit
Sumber: Gambar oleh RegioTV dari Pixabay Tunggu duluKenapa harus terburu-buruMasih banyak waktuUntuk menungguTunggu duluJangan emosi duluBiar semua…
Mempersiapkan perlenhkspan Nikah setelah selesai lamaran
Sajak ini berisi tentang keragu raguan penulis terhadap hatinya
Dalam lorong-lorong pikiran, tak tentu langkah merayap,Perasaan bimbang, menggelayut di setiap sudut hati.Seakan awan kelabu menyelinap di langit
Puisi ketujuh dari sembilan rincian judul puisi tentang Tertampil, khususnya tentang Tertampil Pasti. Semoga bermanfaat.