Sebuah puisi bermakna tentang Ketuhanan. Sebentar ragu, sebentar yakin akan kehadirannya di sisi manusia. penuh teka teki. Terjawab dengan logika.
Kita tapaki jalan ini bersama tanpa ragu, kawan sefrekuensi yang tak lekang oleh waktu
Hidup mengajarkan kita terus berjalan,Meski badai menghadang dan angin berlawanan.
Perasaan ragu untuk tinggal atau meninggalkan, terbelenggu oleh cinta
Sehingga saat Yesus bertanya berapa lama anak ini mengalami ini, maka sang ayah menjawab sekaligus melontarkan permohonan kalau Yesus dapat menolong.
Ragu pada diri sendiri itu wajar, tapi jangan biarkan self-doubt menghalangi impian! Yuk, baca selengkapnya di artikel ini!
Ikhlas, itu yang utama, walau tidak ada dana. Terima kasih arloji.
Jangan ragu untuk pilihan ini, keberanian hari ini adalah kunci untuk menghadapi besok dan tahun-tahun yang akan datang dengan keyakinan
Buanglah salahku pada tong! Jangan salah! Kau ingin pergi? Terbanglah!
Jangan sia-siakan waktu yang ada, Nikmati setiap saat, dengan sepenuh jiwa,
Bersiaplah untuk membebaskan diri dari belenggu keraguan dan temukan keberanian untuk menulis dengan percaya diri !
Nggak boleh malu ya! Kalau ragu dan kurang teliti, tanya!
"gila..." itulah ungkapan pertama, yang disampaikan teman, melihat sikap dan kelakuan temannya yang lain
Seorang yang tidak mau keluar dari zona nyaman, berharap jadi pemenang tapi memiliki rasa takut dan keraguan layaknya "Sang Pecundang"
Aku (tidak) gagal Aku hanya ingin diriku yang baru Aku yang lama seperti ada yang janggal Jadi, diri memulai tanpa ragu
Akhirnya Aku Mengalah Tak usahlah disebutkan Aku bisa membaca keadaan
Judul Puisi: "Bimantara"Investasi pada diri sendiri, tiada ragu,Buku membuka wawasan, pangan berkualitas memperkuat.
Melodi Ketegasan: Memandu Jiwa yang Bimbang Di persimpangan jalan yang penuh keraguan,Langkah kaki gontai diiringi rasa kebingungan.
Penerangan Dalam Gelap Di langit yang kelam, aku mencari, Satu bintang, harapan dalam kegelapan.