Di malam sewaktu langit akan runtuh, seorang dukun janda tua dan adiknya yang tolol merayakan pesta malam kiamat.
Suara Fira, anak bungsuku, memecah kebisuan malam itu. Aku menoleh ke arahnya, melihat matanya yang berbinar penuh harap.
Aku menandaskan teh jahe tegukan terakhir. Lalu bergegas beranjak mengantarkan suami yang bersiap pergi bekerja
Beranikah kamu menahan air mata hingga akhir cerita ini?"
Pitung si bocah gembel dibuat babak belur oleh matahari, macan, dan Si Cantik.
Membersamai 16 tahun Kompasiana, ini cerita saya
Aku berjalan pelan menuju salah satu rumah panggung yang terlihat paling ramai---pusat segala kegelisahan desa ini.
Cerpen tentang lima orang yang sering bertemu di sebuah perpustakaan sehingga terjalin interaksi dan komunikasi di antara mereka.
Di sana, di balik jendela yang buram, kulihat dia—cinta pertamaku. Ia duduk sendirian, memegang secangkir kopi dengan kedua tangan, matanya menatap
Aku mengangguk, merasakan hal yang sama. Bendera itu kini berhenti melayang dan turun perlahan, tepat di depan sebuah gubuk tua yang hampir runtuh.
Di bawah rintik hujan di Jalan Braga tempat cinta bertemu dan berpisah
Kisah tentang periuk Nasih warisan kasih bercerita tentang lambang kasih sayang tulus yang turun- temurun
Apa yang akan terjadi jika kita bisa hidup terjebak dalam waktu?
Tidak masuk akal. Bagaimana momen sesingkat itu mempengaruhi pria ini? Ini gila.
Lalu, Barman memilih tidur dengan bantal barunya.
Mau tahu asal muasal Festival Ziadah Kubur? Yuk ikuti tulisan ini
Rangtua sangat mencintai anaknya, sudah selayaknya anak berbalti kepada orangtuanya. Hal ini akan membuat suasana keluarga mrnjadi harmonis.
Cerpen sejarah tentang arogansi birokrasi yang terjadi pada 25 September 1993 terkait sengketa tanah untuk pembangunan waduk Nipah di Sampang Madura.
Menyempatkan untuk mengerjakan hobi di sela berbagai kesibukan itu penting, untuk menjaga kewarasan
Halalbihalal bersama Komunitas Kopaja71 dan Pulpen Kompasiana di O2 Corner