Pernah kau menjadi blackbird yang tersesat di rimba awan. Alpa arah jalan pulang ke sarang. Di mana, anak-anakmu semalam digigilkan musim dingin yang
Awan berarak ke timurMengingatkanku akan ayahMembawa sepiala air hidupBagi ibuku: sepetak tanah gersangTerbakar matahari kesepianHujan pertama: janji
Garpu dan sendok yang berebut bakso di dalam mangkok. Serupa kita yang sama-sama berhasrat menjadi raja di istana mungil. Bukan sebagai kekasih cinta,
Seusai menngasihi duri-durinyaTerpetiklah setangkai mawarAku rawat di pot sudut kamar pengantinTempat kita mengawinkan suka-dukaDi ranjang bertirai hi
Sejak berangkat dari hulu, entahPerahu kertasku singgah di tempuran manaTak terlintas di benak kepalaku, sebabUjung pelayarannya di hilir sungaiNiscay
Asap sigaretmu membumbungLenyap di ujung pandang matakuAngin yang mendesaukan cemaraMenyapu jejaknya sebelum warnai langitDaun-daun keront