Sampaikanlah pada hujan musim dan para pujangga kini berhenti menulis kerinduan
kutemukan gerimis disini memeluk debu dan tanah kering pertemuannya membumbungkan aroma
Rindu ibu menulis doa, memohon jalan menemui. Puisi tentang ibu
Lelaki berjubah kabut meletakkan keningnya pada surban yang terurai memeluk butiran pasir. Baca puisi tentang Pangeran Diponegoro berikut di sini
Ngilu yang kau tusukkan bersekutu dengan malam, memasuki kematian kecilku.
Puisi apa yang akan kutulis, orang-orang lalu lalang begitu tergesa. Baca puisi Doa Wingit di sini
Kabar perempuan bermata embun telah dihapus waktu. Jalan-jalan yang dilaluinya sekedar uluk salam.
Puisi tentang kegelisahan seseorang menggapai surga.
Puisi yang membahas kehidupan mengenai memohon keselamatan
Merindukan pagi dan aroma tembakau di bibir gelap pemiliknya. Baca selengkapnya puisi Mendendam Sunyi berikut di sini
Ibu meletakkan sebutir doa di hatiku sepanjang waktu, disirami kebajikan dan puji-pujian.
Sebuah puisi tentang perasaan mengalami perjalanan yang tak dikenal.
Siang menepi kian sunyi, kereta berhenti, aku tak menemukanmu
Doa ibu akan menemukan pintu, padanya bertemu sejarah yang mengasuh, sejarah yang melahirkan
Tak ada janji menemui bila purnama membuat ikan-ikan buruanmu sembunyi
kubaca gerimis diwajah senjamuada mantra wingit yang sengitada luka dan aroma kenangawaktu yang kau ikat diujung rambutmumasih saja melahirkan d
rindu untukmu seutuh tarikan nafas yang memohon dihembus kembali tak ada jarak