Begitu cepat kuberlari mengejarmu Tak kusangka kau berada di belakangku
DokpriEntahlahSenja bergeser jadi kelamBergulat pada pekat malamDan aku semakin tenggelamSendirian dalam gamang yang kian mencekamSenja sudah te
Moving on bukanlah lari dari masa lalu yang menyakiti
Tolong Ajariku Rela Ingin kusudahi inginku Meski merajalela menjelali kepala
Tak diketahui dasar telaga pada tenangnya permukaannya
Pandangi awan seolah tak berjeda Bumi hanyalah tentang perputaran siang dan malam
Rinduku di ujung malamAda ingin yang tertanggal pada akhir malamHelaan nafas yang hampir tenggelam dalam kelamGemuruh penuh resahBersapa pada hembusan
DokpriMalam mingguku di siniSendiri di tepian jalan yang ramainya nggak pernah matiKuparkir mobil hatiBanyak pemuda yang nongki dan aku tak pedul
Dan Aku hanya bisa diam Semua tampak hening yang begitu dalam
DokpriDi depan cermin retak kuberdiri, Kupandangi bayang diri sendiri
Ada sebuah ruang kosong dalam kebisingan, Waktu seakan terhenti pada titian
Aku masih saja diam seribu basa coba mencerna apa maunya yang kuasa
Panas begitu beringas, pepohonan semakin meranggas.
Waktu senjaku bersama secangkir kopi hitam Jagung rebus temani saat mentari kan tenggelam Tatapan matamu begitu menghujam
Perca-perca cerita lama tertata rapi dalam memori Lembaran kisah yang tak pernah mati
Rintihan debu jalanan butiran-butiran debu lelah dipermainkan sang bayu