Puisi tentang sebuah pengorbanan dan pengabdian seorang perawat untuk bansa dan negaranya.
Romantisme Hamba dan Tuhannya, dalam metafora kehidupan manusia dan mimpinya
aku membacamu,dari dalam hati lamat-lamat kudengar engkau menggerutusembari mencacap-cacapkan kepalamupada sebuah gelas yang berisi kopi dinginyang se
Menunggu KepastianBy : Rena NurlianaDalam suka maupun dukaDengan perasaan bahagiaTanpa adanya canggungMemberikan kabar dalam setiap waktuHanya sekedar
Daun itu Telah Terbang Membuka lembar buku lama, laksana menemukan daun kering di atas kertasDiam membisu tapi menyimpan banyak kenangan, yang me
15:07 Tubuhku tenggelam dalam lautan racun asmaraYang menggelora dan terus menelan jiwaku,Ku terperosok jatuh kedalamnya,Jauh, jauh, dan jauh...
0 Advanced issues found▲ Dari Pengasingan Keadilan Kuluapkan PerasaanAku masih melihat segala peristiwanyaMasih menunggu yang melempar binas
udah lama ga nulis puisipengen nulis tapi malespengen rajin tapi waktu kayanya ga adapengen nulis puisipuisi yang panjangataupun yang pendek
Selamat pagihanya berdua di pematang membantu memisah dua ladangrumput teki pun enggan tumbuh di ladang retak itusuara katak dan geliat wader jangan d
Ketika engkau jadi pejabat pasti ada ikrarKetika engkau bertanya pasti ada nalarKetika engkau berniat pasti ada ikhtiarKetika engkau selamat dari berl
Pada tiap-tiap tetesannya seumpama undangan untuk menghadiri makan malam bagi perut-perut kerontang yang belum diisi sejak kemarin siang.Bulir-b
Senja selepas Magrib --- membaca “5 Haiku “ seorang yang bersemboyan (Zen); Zen adalah ke-Bijaksanaan yang mengisi Estetika kehidupanku --- Zen sepert
Dalam ruang segi empat Lenggang sunyi senyap sepi dan gelap.... Tak ada cahaya dan asa Tak terdengar nyanyian alam Dalam ruang segi empat Aku