kitaadalah samaseperti malamseperti temaramseperti lelehan pudarseperti dian redupseperti kedip nafas kunangseperti dingin yang menusukseperti serigal
siang meratap pada keroncongan pahalabergayut pada tangkai-tangkai waktu di kalendar suci bercahayapeluru-peluru malam sudah kau masukkan di lambung p
kenapa sih kamu maksa di sini," teriak seduhan kopi pada es batu berkepala batuaku menyejukkanmugombal, jati diriku nikmat di kala panas kemranyas, ja
kaki-kaki itu berhenti di bongkahan waktu yang enggan dimiliki lelah, bertanya pada kering hati di ujung rasa yang hampir mati pergi, perg
ada api di ujung mulut panas tanpa terang membara menjilat relung hidup menyulap deritapalsuadadarah-darahberminyakhanyutkan firman menghitam me
sebutir waktu hinggap padamumenceritakan tentang depa-depa pelangi di paras-paras masa laluengkau yang bermimpi tentang surga rembulandalam cahaya-cah
beranjak waktu tinggalkan kekuasaan lamahikayat mengiring hingga detik sekarang menjelangkaki-kaki jauh melangkah mencari cahayatangan menggapai merai
*selamat pagi matahariengkaukah itu berwajah berseridibalik gunung-gunungdi sekilas larik kelebat petani punggungdiantara gigil nelayan subuh be