Kambing zaman Nabi pun 1 dinar harganyaKini setelah kuhitung ternyata samaYa ampun! apa tidak sebaiknyaUang kertas ini kujadikan tisu toilet saja!
Tiada satu jengkalpun tanah di dunia Yang hukumnya tunduk pada Sang Pencipta
Kini kusiapkan kembali bekalkuTuk melewati jalan penuh ambiguKarena belum usai kembaraku
Dalam kamusnya tak ada kata menyerah, tak pernah pula kenal lelah
Puisi tentang Ramadhan yang meninggalkan kesan kebahagiaan
Rumah pertama punya kesan yang seharusnya lebih mendalam dibandingkan rumah kedua. JANGAN DIBALIK.
Sering Merasa paling Berharga Namun Tak mengoreksi dalam kaca
Kepatuhan kepada Allah adalah momentum terindah yang akan menjadi sikap istiqomah seorang hamba di manapun ia berada, diary_2014
Marhaban ya ramadan Kau datangi kami saat produksi melimpah ruah yang menjadikan realitas dan yang hanya sekadar imajiner menjadi kabur.
Puisi tentang sepertiga malam dibulan ramadhan 1453
Ramadan selalu dirindukan setiap insan yang beriman membumbui dengan Al-Qur'an kala lantunannya menenangkan
Karam, hati karam kala berlayar. Bertahan, menguji rasa sabar sampai melempar sauh di seberang
;Terasa indah pandanganku ketika melihat wajahmu Terasa bahagia diriku disisimu
Menjerit-jerit sudah tangisan amarahku Yang menggetarkan kesunyian malam Yang menyambar bagai halilintar memecah keheningan malam
Keluh kesah di hatiku Butir-butir cinta di jiwaku
Dengan syarat, ikhlas bersedekah semata-mata ingin menbantu sesama, berniat ibadah
Rezeki tak pernah tertukar kuatkan iman dan tawakal segala anugerah dari Tuhan adalah rezeki
Ku pandangi langit pagi iniMerah merekah bak lukisanEmbun yang setia membubuhiMenyejukkan pagi buta Ku pandangi kembali langit pagi iniKu lihat k
Hari kesembilan belas Ramadan tahun ini,tak ada takjil buruan hasil ngabuburitTak ada lagi buka bersama dengan teman lamaRamadan kali ini,terasa amat
Tahun ini,menciptakan sejarah berbeda.Jarak menjadi keharusan,tertunda kebersamaan.Biasanya,ngabuburit mencari takjil.Buka bersama dengan teman lama,t