"Di lorong sunyi, suara koin bergema—bisakah nurani bertahan di tengah kilau yang membutakan?"
"Sebuah perjalanan dalam kegelapan, di mana suara dan jejak menghilang, dan hanya bayang yang tersisa di tanah yang retak."
Terangi Negeri: Cahaya Pelita yang Mati. Pemimpin, Cermin Kehancuran atau Kemajuan? Puisi Kritik Etika yang Menggugah Kesadaran
Di luar sana masih banyak anak-anak yang kurang beruntung, hidup di jalan ditemani teriknya matahari puisi ini untuk mereka.
Tersenyum dalam keserakahan.Wahai Negeriku, jangan lah engkau bersedih. Negeriku yang sedang rapuh, dan sedikit lagi terjatuh.
Puisi ini terinspirasi dari konflik besar di Afghanistan.
Menghanguskan semua keindahan, tinggalah negeri dalam arang.
Buruh pabrik yang letih usai shift malampedagang sayur yang makan karbonmonoksida tiap hariguru honor yang sudah tiga bulan tidak makan kenyangme
Politik itu bergembiraPolitik itu ibadahPolitik itu nari-joget-dansaPolitik itu sesukarialahSaya bingung jadiTerlalu banyak bila diuraiMenggelitik ke
"Dari potongannya, Fadli Zon ini cocok jadi menteri pendidikan," kata Prabowo dengan nada bercanda.Demikian kutipan ini saya temukan diantara jejak di
jika tak mampu bersimpuhduduk dan diamlah saja di sebelahaku bukan siapa-siapatapi aku juga siapa-siapajika kau ingin junjung adabtak perlu kau menund
Bisa saja aku mengenang Orde Baru, yang telah tumbang itusaat semua rakyat dipaksa menutup mulutdan pura-pura bahagia. Di ruang itu sebaliknya,aku dim
Cuek saja, Pak. Seperti bocah yang pilih-pilih isi piring makannya, media pun pilih-pilih isi piring tayangannya. Kan mereka juga yang rugi melewatkan
Teruntuk Oknum Politik.Jangan main-main dengan politik.Nanti akan terlilit.Bisa jadi akan menjerit.Kalo tidak ada niat baik.Sudah terlalu banyak yang
katamuini bukan nopember yang terakhir bagimutentang rapsodi cintaatau novel sayangmubuata apa arti sebuah nama katamusesayang mutidak pernah ta
si Anu busuk sebusuk kata kutuksi Anu culas seculas kalimat penuh biassi Anu sombong sesombong perilaku gembongsi Anu pelit sepelit para penguasa bak
Oposisi sibuk mencaciPetahana sibuk membela diriMasyarakat muak dan berorasiPersekusi semakin menjadi-jadiHadapilah perbedaan dengan lapang dadaTerima
Yang retak kini berserakYang nganga kini terasa perih laraYang merah kini merupa baraDiamlah!Jangan bergerak, jangan teriak!Lihatlah seksama langit In
Bunga jatuh di bangku tamanAngin senja menerpaMembawa pergi tanpa permisiKini gulita telah tibaBunga teronggok di tepi kaliHanyut terseret luapan riak
Peluru sudah dimuntahkan Selesat anak panah yang terbang Tabuhan bertalu bak genderang perang Bung, ini cara damai dari negara yang mengerang Geg