senyum berlanjut tak pernah usai jalan setapak telusuri hari-hari otot tangan mulai menciut dini
Tabur benih kebajikan ke relung hati siram dengan air suci berbuah budi
Gejolak tawa di tampar puji Kelekar renyah di hunus bangga diri
maunya hanya henti langkah, penghuni jemala paksa benah
malam membius ke dalam mimpi indah. mengantarkan jiwa lepaskan lelah mendera
Bila mana luka raut mengerut bila mana gembira muka menganga bila mata sedih mata mengedip bila mana suka mulut buka tawa
Secuil pilu bertandang datang Bahagia datang pelangi mengenang
menepi dengan lembut ketempat semula
Pernah ya merasakan aneh yang begitu aneh. Apa ya? Susah menggambarkannya. Resapi puisiku ya...