Ini begitu perih namun harus kuterima meski sedih
Bahwa aku masih hidup di langit yang sama meski ada atau tiada kamu di sisiku
Iya, seandainya saja aku bisa menolak
Aku sedang berpayung kenanganSesaat itu temu yang membuat batin tergagu
Yang mana jejak itu Ada di hati atau perjalanan rasa Kau selalu menjadi insan yang sama
Kadang aku kira mencintai itu menyakitkan bila dirasa sendiri tanpa balasanMenurutmu?
Lalu kalau kau mau kejujuran dari kalbu Sesungguhnya kau masih melekat erat di ingatanku tanpa ragu
Dan bagaimana pun aku akan mengingat betapa kamu adalah kisah yang pernah singgah meski sesaat
Dan yang kurasakan akhirnya hanya rindu, rindu, dan rindu pada insan yang sama
Akan berusaha demi kebaikannya Bahkan jika dengan cara bersembunyi Seandainya bibir bisa berkata-kata tanpa rahasia
Ilustrasi pixabay.comAku kembali menatap angkasa malamTanpa bintang pun rembulanRedup, gelap, pekat, semakin kelamBeriringan dengan pudarnya harapanCi
Singgahnya rasa yang seperti tertunda atau sebenarnya tepat masa. Hanya hati yang tahu apakah ini sebuah tanya yang bermaksa
Senja kini memberiku kenangan laraPada sebongkah hati yang terlanjur pilu
Betapa aku tidak bisa menemukan jalan terang menujumu
Mungkinkah ada yang sanggup berkata-kata tentang indahnya cinta
Penanda senja sedang melingkupi ujung kepala
Salju, kamu, dan rindu yang tak kunjung mebyatu