Pagi-pagi daring semangat dengan nyaring ditemani pisang goreng sepiring dengan teh tubruk yang sudah disaring
Perjalanan tak selalu melelahkanKadang ia memberi ruang pada nalarMerehatkan pikir yang tanpa akhirJarak tak meski berupa jangkauanSering ia
masih asingingatku baru kemarinnyatanya berakhir dandatang pada yang lainbuka lagi
Sambutlah kilauan yang mewah dan temukan pertanyaan-pertanyaan yang menggetarkan hati di antara gemerlapnya kilau kemegahan.
Goresan isi hati mencerminkan refleksi diri dari semua makhluk yang bermain dengan kata cinta. Tidak banyak kata namun berirama dalam merangkainya.
Jari-jari rumput menari-nari meraba-raba mencari bulan, ketika angin berhenti menyanyi sunyi
Karyaku tak tertataInginku menjadi penulisImpianku ini eksplisit
Duhai, NonaBukan bermaksud menelisikDirimu sempurnaTidak juga dengan fisikNamun, jiwamu paripurna
Hujan membawa namanya turun. Melalui embus angin. Menetes tanah dan daun-daun
Saya baru mencoba membuat puisi ketika memasuki jenjang perkuliahan yang ketika itu mewajibkan untuk membuat 100 puisi
Rindu yang bernanah-nanah dimana hendak aku musnah. Burung yang dulu belajar terbang, sampai kini belum kembali.
Kata demi kata mampu ku tuang dalam ketikan ini. Sedikit menyegarkan kepala, namun memberi efek yang terasa tak bernyawa.
puisi penguat hati yang lahir dari ungkapan emosi dalam sanubari
Belajar menuangkan isi hati ke dalam bait puisi, ekspresikan fikiran dalam rangkaian kata nan indah
Puisi penuh makna didalam kehidupan, mari belajar menuangkan isi fikiran dalam bait puisi
Tersenyum saat kau bersama, berharap ada sedikit kiranya kasih yang tertinggal.
pernahkah kamu jatuh cinta dengan seseorang karna suaranya? jatuh cinta memang tak bisa dikendalikan, tanpa rencana dan tak diduga duga
Mengingat bisa lebih mudah, sampai walau jauh, tenang meski raut riuh.
Untukmu, Yang berada pada titik semesta. Yang berseri senyumnya. Maka aku memanggilmu mentari.