Puisi ini tentang seorang Puan yang selalu tabah dalam kehidupannya, meski selalu terluka tetapi ia mampu menjahit luka-lukanya itu dengan cinta
Kekecewaan seorang Puan terhadap kekasih hatinya yang telah menabur janji tetapi menuai luka yang amat dan sungguh sangat dalam hingga ia terbelangkai
Ada yang mengganjal di hatikuAku tak merasakan apapun dari sikapmuPertemuan kita sebatas seremoni sajaBertatap dan bertukar cerita kita tak sampai
Hati yang terluka, perih tersimpan jauh di palung hati
Aku kira semua yang terjadi hanya ilusiku aku merasa aman dan tenang dengan tutur katamu
Luka ini datang menikmati hatiku sambil bercanda Luka ini bersarang menyerang hatiku sambil bermanja Luka ini hidup terang menghuni hatiku
Cinta itu indah, cinta itu luka, tergantung keadaannya
Luka TersayangBersabarlah sejenakBeristirahatlah sekejapBiarkan duniamu berputar tak karuanBersama malam yang semakin larutMenyambut pagi ditengah rem
Ribuan serdadu mengepung kuBetapa besar rasa benci ku pada muHingga ku tak mampu menghapus jejak muSendu tiupan angin berlalu sisakan serpihan serpiha
Rasa manis terlempar irama merengang terdengar samarNyaring kicau burung camar mengema dibalik tirai kamarPada kehampaan tirani yg ku hakimi telah pas
Barangkali kau merasa pilu beberapa hari ini tak kau jumpai kalimat-kalimat sajak yg merdu yang sengaja ku letakan di halaman muKarena kata-kata yang
Usai sudah rangkaian rasa yg ku pertahankan..Pupus sudah penantian yg ku tunggu di telaga pelabuhanSementara apa yg harus ku lakukan....!Luka harus ku
Setelah malam akan ada pagi yang menyinari basah tangis kuDi antara luka-luka yang mengebuKatakan,bila cinta itu kebahagiaanTapi kenapa harus mengobar
Seruan untaian derita menjerit kembali di sudut malamMengoyak yang telah tersisa dengan susah payahLuka beriringan lagi dalam sajak iniTidakkah aku bo
namaku Megatinggal di selangkang kotarumahku gelapdinding-dindingnya sangat sederhanatatkala musim hujan tibanyamuk-nyamuk kota sembunyimereka menyiba
Kau hanya melukiskan cinta untuk ku di atas air yang hanyut bersama kepergian mu.. Dan kau lukiskan luka hati ku di atas batu yang mudah hilang semud
Masih ingkatkah Chinta.. Inilah janji ku dulu ketika kita masih berjalan bersama.. Menguatkan fundasi menjalankan amanah adalah salah satu tujuan ki
Ku liris taubat nasuhaa.. Akan perbuatan yg ku lakukan dunia.. Air mata hina telah membawa ku dalam siksa api neraka... * DI HAMPARAN SUJUD KU *
Ku rilis puisi ini ketika mata ku tak kuat lagi menanan tangis Aku menulis ini ketika mulut ku tak mampu lagi berkeluh Sebagai mana aku menggingat