Mulut kuasa dan penguasa kadang melahirkan 'kemelaratan sosial'. Kita tidak boleh menjustifikasi mereka, tetapi harus bersuara agar banyak yang peduli
Suara-suara itu begitu lantang berkatatentang sesuatu yang dikatakannya “kebenaran”aku tidak tahu apakah hatiku yang telah butaataukah itu hanya “meng
untuk Anndi tepi jalan sunyibermalam-malam kita habiskan waktumembaca kehidupan dan cinta di rumah kitamenggali makna dari kisah-kisah yang telah terj
Kudengar suara ibu meratap dan menangis pilu meratapi sungainya yang keruh berwarna coklat tua mata air yang jernih tak lagi mengalir deras ke sungai
Sebuah nyanyian terdengar nyaring dan merdumembakar hati dan relung-relung kesadaran dirinasib si papa seakan sampah yang tidak berartimereka, perampo
sering kutanya pada malam tentang arti mimpi-mimpiku berjalan di negri seribu satu tikus yang tak pernah tuntas berasap yang tersangkut di atas awan y
engkau datang dari dunia kemustahilan kata-kata dari tumpukan sampah kota yang berbau menyengat dari sudut-sudut kumuh metropolitan yang garang
Kata-katamu yang tumbuh dari dalam hati dan pikiran terpompakan oleh jantung mengalir ke mata, bibir, dan lidah jadilah sebuah ucapan, s
Di jam-jam riang dimana Elang terlihat ramai terbangkuarungi langit biru yang luasnya seakan tak berbataskulihat matahari agak condong ke Barat dari t
Aku tengah berada di suatu negri, namanya: Negri Liliput Sebuah negri yang agak jauh dari kampungku yang aman-aman saja Keadaan Negri Liliput sedang k
Sebuah kontes kucing sedang digelar kontes bersifat terbuka, siapa saja boleh turun gelanggang berdatanganlah peserta yang mendaftar dan didaftarkan m
Tsunami datang Laut berombak garang Meroboh tiang Rasa membeku Raut wajah negriku Keras membatu Segenggam rumput Akar
Aku bangga jadi koruptor karena aku orang tersohor sejak zama Orla, Orba, hingga ke zaman Reformasi ini para koruptor selalu jadi gosip basi set
aku sedang mengeja kata-katamu yang kau tuliskan di kedua bola matamu yang kau jatuhkan dari jemarimu yang kau jejakkan dengan langkah kakimu
penguasa yang bermahkotakan buih-buih lautan kelebat nafsu birahi para politisi mengarungi langit kekuasaan berlari kencang laksana kuda liar le
Aku tahu perkasanya elangmu Secepat kilat membelah langit biru Menerkam mereka yang tak berdaya Menerkam mereka yang tak berdosa Aku tahu perkas
Kami adalah anak bangsa dari golongan rakyat jelata di Indonesia Hidup di desa ditengah hutan belantara Berada dalam lingkaran setan yang selalu men
Cukup sudah budaya kita diakui negara orang Kini yang masih ada mari lestarikan Jangan sampai dipattenkan di negeri orang Jangan lunturkan budaya s
orang-orang yang berwajah tembok puisi : akhmad zailani orang-orang yang berwajah tembok lolos juga akhirnya, dapat kursi, dan jadi or
Dudukmu diatas permadani makanmu pun bervariasi sendokmu dari intan permata sandalmu tak boleh kotor bajumu tak boleh kusut , Tapi