Dolanan layangan nganti rak balek omah. Kowe sing wani, aku sing panik.
Sekadar pelepas rindu, biarlah kutulis ulang puisi kenangan ini, duhai sang mantan.
01 Juni 1978 hingga 01 Juni 2024 sungguh merupakan perjalanan panjang dalam meniti kehidupan rumah tangga. Thanks my Lord for every think.
Kehilangan adalah cara Tuhan untuk mengajari Hamba-Nya dan kehilangan adalah tingkatan ikhlas yang tertinggi untuk hidup manusia
Di suatu hari kita bertemu. Di suatu tempat dimana kita sering menjamu
Kenangan itu akan selalu melekat dalam benak entah itu indah atau menyakitkan tidak dapat hilang jika tidak dilupakan.
Puisi mengenai kenangan indah yang telah berlalu menjadi lembaran baru
Setiap langkah akan dicatat, Setiap waktu akan dipertanyakan
Kamu harus bisa menjalani hari-harimu seperti sebelum ada aku.
Perpisahan menjadi memorial penuh pilu dalam seberkas ingatan pemiliknya yang mungkin tidak pernah tahu akan perpisahan tersebut.
Perpisahan adalah menyambut hari-hari penuh rindu Kita adalah sepasang mata yang saling sapa Saling menyembuhkan meski luka adalah hal yang biasa
11 tahun lalu, bencana gunung meletus menumpahkan kenangan pilu
Sebuah bus kota melaju di suatu senja yang sepiLangit lindap, dan mulai nyala lampu-lampuSeseorang hanya duduk diam mengamatiAda kerisauan di kedua ma
menulis tentang teungku rayeukingatanku melayangseorang bocah bermata sipit yang selalu kalahdengan mataharikulitnya putih dan berambut pirangjuara ke
Di kamarku kusimpan foto kenangan puluhan medali emasmuDi dadaku kusimpan ceruk dalamnya lirik-lirik puisimuDi mataku melekat kesan sket-sket ra
Rinduku melayang tinggi ke langit penuh cahaya Bias-bias sinar merah jingga sejauh tatapan mata Bangkit kenangan pada sebuah kota di masa silam Dalam
Pada penghujung malam, kita terbuai oleh kenangan Tentang pagi yang ceriah, cerlang, dan cetar membahana Ada bisikan halus di rongga telinga tipismu K
Ku liris taubat nasuhaa.. Akan perbuatan yg ku lakukan dunia.. Air mata hina telah membawa ku dalam siksa api neraka... * DI HAMPARAN SUJUD KU *
Ku rilis puisi ini ketika mata ku tak kuat lagi menanan tangis Aku menulis ini ketika mulut ku tak mampu lagi berkeluh Sebagai mana aku menggingat
Aku mencintai sesosok orang yg jauh di negeri sebrang.. Hari demi hari kami lalui dengan penuh kasih sayang.. Aku sangat mencintainya begitu juga