Bagi dunia, Palestina tak pantas mendapatkan keadilan dan kemanusiaan, bahkan setelah kematian
Setiap langkah akan dicatat, Setiap waktu akan dipertanyakan
Aduh itu menggema, meraung, memenuhi segala ruangMenyayat, mencabik segala tenangsementara, seonggok daging tertidur pulas di kasur empukbermimpi deng
Ketika mata luas memandang,tangan tengadah mengharap belas kasihanWajah wajah putus asa menghias,suara kepedihan bersahutan.Mengapa kita tidak iba mel
Ibu terbunuh dalam histeria amuk massa Meski tak tahu nama, namun rupa pembunuh lekat teringat Ayah disalahkan, dan merasa bersalah atas kepergian Ibu
Siang menjelang sore Tetes gerimis dari sendu langit kehitaman ----- Kalian dalam ratusan, mungkin ribuan Tak jelas berapa, tak mungkin ku hitung
Rembulan terselip, buta meraja singgasana hitamHanya menyisakan ingatan, lusuh lara lakoni hidup ini ----- Semua peluh keringat menguap, tak ada guna
Kenapa harus saling bersikeras?, ketika semua kita adalah manusia, berpunya hati yang lembut. Kenapa harus saling merendahkan, menghina, melukai, bahk
Kenapa merasa berbeda? Tidakkah sama masih tersisa? Sesama manusia? Kenapa tak ada belas kasih? Apakah tak sekalipun menangis? Kala masih bayi?
berita koran ini hari di terminal, dua orang saling tikam: mati hanya lantaran berebut uang receh hasil caloan --nyawa murah nian berita kampung