kubeli rindu dengan mata, dengan hati, dengan tangan, dengan kaki, dengan hidung, dengan telinga, dengan jiwa, dengan luka
Ia kekasihku, menyediakan rahim bagi puisi-puisiku, yang mengerti surga lebih nikmat dari dosa.
Puisi yang mengungkapkan perasaan pada Adinda yang pernah dicinta
Parasku, tak se menawan bidadariSenyumku, tak se sejuk embun pagiTuturku, tak se manis strawberiAkhlakku, tak se indah para NabiIbadahku, tak se sempu
Selamat pagi, sayang ...Lalu aku, dalam-dalam memikirkanmu, seperti rinduku yang karam di lautan kata-kata. Rayuan yang tak kan lupa hadir dalam
Senja di musim lebaran.Merangkul sepi, sendirian.Ditemani, jari yang menari.Bagai bidadari yang turun dari surgawi.Matanya bagai mutiara.Mutiara yang
Wahai Zat yang Maha membolak-balikkan hati, begitu rapuh diri ini. Hamba adalah lelaki yang masih saja bertanya pertanyaan tolol, "Kalau bukan dia, la
* waktu telah menjadi getah-getah kayu. mengalir dari luka memulut burung perindu yang menangisi ikatan dalam sangkar lidi ketika matahari