Jakarta, seperti mesin fotokopi yang kelelahan, mencetak ulang langkah kaki.
Aku mendengar mereka, suara yang memotong angin seperti pedang tipis, memanggil dari kejauhan, di luar batas sungai dan rumah-rumah tua ini.
Angin membawa bau bunga layu, dan di kejauhan, sebuah stasiun menunggu: tempat untuk pergi, atau mungkin kembali.
Kita hanyalah suku-suku kecil yang berjalan di garis tipis antara kehampaan dan keinginan.
Jika Tuhan pernah membawaku sampai pada pelataran takdir yang tidak pernah kuduga, apakah pantas aku bertanya pada Tuhan...
Musim panas ini, aku belajar mencintai semua yang tak bisa kupeluk: hijau yang terlalu liar, biru yang terlalu luas.
Keinginan membesar. Lebih besar dari tawa. Lebih kokoh dari pecahan hari.
Tapi sayang kopimu tak sepahit dulu lagi, dan tak sepekat malam itu
Menceritakan tentang seseorang yang hidup dalam kemewahan dan dimanjakan sejak kecil. Namun, musibah menerpa hidupnya dan ia harus belajar mandiri
Tentang kondisi seseorang yang sedang banyak tekanan/pikiran sehingga tak punya daya tuk merangkai kata menjadi puisi indah
Bulan fenomenal abadi berkilauan sepanjang masa Membelai kalbu dan sukma
Puisi Fokus Diri Sendiri !!! Karya Syarif Perdana Putra
Pepohonan bagaikan penjaga jaman dahulu Berjaga -jaga kisah mereka yang belum terungkap
Tak seorang pun datang membeli lalu membayar dan membawa pulang
Sering kita resah Menghadapi hari esok, akan bahagia atau susah
Keindahan di pagi hari menyejukkan hatiKeindahan di pagi hari
Puisi tentang lingkungan dan perlunya kita untuk peduli terhadap kondisi lingkungan kita yang cukup kelam hari-hari ini
Puisi tentang Berpikir dan Berlogika