Puisi ini tentang seseorang yang bertaubat dan ingin meraih kembali cinta RabbNya
Puisi badar, dalam lintasan tarikh. Baca selengkapnya di sini
Manusia sudah lupa akan derajatnya Gagah berdiri berkata "akulah dewanya"
Puisi tentang rasa kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Esa di hari Iduladha
Cara mendapatkan cinta Allah dengan mengikuti, yang di cintai allah
Sepekan hamba menyendiriTanpa hadir mantra suci itu lagiMulut yang berkata tanpa hati-hatiHingga kini menyadariEngkaulah yang maha mengertiTuhan,Aku t
:La takhof wa La tahzan innallaha ma’ana sajak semangat puisi pada embun kebengisan ular dalam gulita. langkahMu menapaki deris sirotha
Kambing dan sapi di pelataran masjidSemua gemuk-gemukDisembelih lantas dikulitiSelepas antri, daging pun dibagiSemua senang, semua bisa makanRekening
Fabiayyi Alaa 'Iraabikumaa Tukadzdzibaann(Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? )Pengulangan lafal sebanyak 31 kali dalam Al-Qur’an
Dia tebar undangan resmi untukmu hari inidengan hidangan terbaik yang bisa engkau nikmatisemua tanpa kecuali. Titik.siapakah yang bergembira untuk itu
Indahnya baju pengantin ku.,., Tak behiaskan emas ataupun permata, Tapi sangat anggun bila di
Sungguh puji hanya layak bagi – Nya saja, Puji yang tak bisa dihitung hanya dari – Nya, Puji yang Agung kupersembahkan untuk – Nya, Engkau maha
Subhanallah ... Itulah yang ingin kututurkan, Sucinya Engkau wahai pembimbingku, Sempurnanya rencana – Mu, Tiada satupun yang mengacaukan, Kadang
Aku terlemparnya jauh, Aku terdamparnya di sana, Aku terjatuhkannya dalam, Aku tertembaknya roboh, Aku hanya bisa mengeluh, Aku hanya bisa me