Yang retak kini berserakYang nganga kini terasa perih laraYang merah kini merupa baraDiamlah!Jangan bergerak, jangan teriak!Lihatlah seksama langit In
Bunga jatuh di bangku tamanAngin senja menerpaMembawa pergi tanpa permisiKini gulita telah tibaBunga teronggok di tepi kaliHanyut terseret luapan riak
Ini jelas ulahnyaSiapa lagi? Jelas Sengkuni!Aku melihatnya di balik kibaran panji-panji benderaAku mendengar keruh suaranya di antara derap massaDalam
Jangan ikut les renang Nak, itu pakai bayar Bantu saja Ibumu di pasar, itu sudah olahragaJangan pengen les piano Nak, mahal biayanyaPilih hobi ya
Budaya seringkali dipatri sebagai sesuatu yang statis, padahal budaya adalah suatu yang dinamis. Budaya adalah saripati peradaban, terlepas itu budaya
Baliho-baliho iklan menutup pandanganJalanan sesak mendesak kesabaranHotel, mall, Toko BerjejaringMenjadikan semua serupaJogja Kota BudayaKini ku mula
Kambing dan sapi di pelataran masjidSemua gemuk-gemukDisembelih lantas dikulitiSelepas antri, daging pun dibagiSemua senang, semua bisa makanRekening
Kenapa selalu saja kau tulis tentang cinta? indah asmara?Tidakkah kau menduga, puisimu teramat jenuh padanya?Katamu puisi kau anggap anak sendiriSeola
Narsih ganti namaNancy nama-kotanyaPagi-pagi sudah mandiBedak ditabur rataLipstik merah jambu diolesTertutup sudah susah di wajahSeragam press bodySto
Kau terlahir, indera pun bekerjaPijak menapak, angsut pikiran terajut Kau mulai menatap sekitarTerkagum pada yang bergerakKeingintahuan pun mulai hing
Ibu terbunuh dalam histeria amuk massa Meski tak tahu nama, namun rupa pembunuh lekat teringat Ayah disalahkan, dan merasa bersalah atas kepergian Ibu
Siang menjelang sore Tetes gerimis dari sendu langit kehitaman ----- Kalian dalam ratusan, mungkin ribuan Tak jelas berapa, tak mungkin ku hitung
Terlahir dari gelisah, peduli, serapah amarah, tumpah semua rasa Entah berapa banyak energi terlepas saat menulis, menggores, merupamu Dan ketika rasa
1. Ke Kota Menyapa Goda (cerita perbandingan sosio-ekonomi kota-desa) 2. Abdiku Pada Sri Dan Ruci (kekalahan pertanian dengan kehadiran industri) 3. D
Kemarin, ku dengar gemuruh derap babi dari utara Bukit mereka daki! Kali mereka seberangi! Batu mereka singkirkan! Kini, moncong babi telah tib
Rembulan terselip, buta meraja singgasana hitamHanya menyisakan ingatan, lusuh lara lakoni hidup ini ----- Semua peluh keringat menguap, tak ada guna
Kenapa harus saling bersikeras?, ketika semua kita adalah manusia, berpunya hati yang lembut. Kenapa harus saling merendahkan, menghina, melukai, bahk
Bab Satu, menatap ragu Bab Dua, berkawan sanggah Bab Tiga, ku mulai berbincang Bab Empat, jendela teraba, lompat! lari! Bab Lima, deru petualan
Melangkah ke sekolah Berpagar jeruji Ini sekolah atau penjara? ----- Berbaris rapi masuk kelas "Hafalkan ilmu-ilmu yang Ibu beri" Tapi Bu? Saya ingin