Hujan ku ucapkan terimakasihku padamu Hujan ku ucapkan terimakasihku padamu
Gerimis mendahului angin kencang. Di suatu siang terik sebelum awan menggantung
Aku sangat menyukai hujan, Hujan merupakan berkah dari Tuhan penguasa alam
“Berkelana, biarkanlah ia melebur. Setidaknya waktu kan membawa ingatanmu.”Ah, ibu bisa saja berpura-pura. Kekasihku telah tiada sepuluh tahun silam.
Puisi ini berisi ungkapan kekaguman terhadap hujan yang memberikan kebermanfaatan
Sumber gambar dari pixabay Hujan turun dengan derasnyaMengguyur bumi dengan rintiknya yang lembutBersihkan debu yang menempel di jalan
Terpercik air di wajahku Diam aku tertunduk membisu Rintikan hujan gerimis
Diri sendiri adalah orang yang paling pantas tuk dicintai Tak adil jika diri ini tak dicintai diri sendiri
Sampaikanlah pada hujan musim dan para pujangga kini berhenti menulis kerinduan
Harta membutakan cinta dan rasa tak lagi menjadi sama saat keadaan tak mampu dibendung dengan sebuah janji
Puisi ini dibuat untuk gigilku di akhir tahun bulan desember saat mengalami kegagalan besar
Puisi tentang suasana dan pengalaman ketika senja hari.
Berawal dari gerimis beruntun jadi guyuran.........
Saat hujan, seringkali kelebatan kenangan di masa yang telah lalu hadir dan menghangatkan hati. Namun, kenangan tetaplah hanya untuk dikenang.
Jika memang Tuhan telah menuliskan takdir untuk kita maka semesta pun akan mendukungnya.
Sobat, apa yang akan kau kenang jika hujan turun di hadapanmu?
Teringat Masa KecilHujan sore ituMengingat kenangan
sajak sajak mulai ku tulis saat hujan dikala senja di setiap rintik nya ada rindu yang tersirat ingatkah kita pernah bercanda
Kusapa pagi dengan secangkir kopi, rintik hujan pagi ini seakan mencandai kesunyian hati