Senyumannya sebatas kapas dan sepercik lentera ...
Bertemu di ujung senja sana, bertatap di atas atap, menyempurnakan rasa di antara goresan luka
Pikirkan apa yang akan terjadi dan cara menghadapi masalah yang akan terjadi.
Pergi dengan alasan yang digariskan TuhanWaktu berganti secepat kedipan
Lebaran itu butuh yang namanya keikhlasan dalam bersalam-salaman bukan outfit yang megah mewah namun
Puasa itu hakikatnya adalah menahan diri dari perbuatan yang mengacu pada maksiat, salah satunya adalah media sosial
Apapun keadaannya belajar untuk menyukuri nikmat Allah yang diberikan berupa makanan dan minuman serta kesehatan yang luar biasa
Jejak mengalahkan bayang diantara sudut pisah. Bayang melampai angan
Hati membeku, berkeping hancur kau tipu, pergi beralaskan palsu
Pertiwi yang merintih...Tak didengarkan pejabat NegeriTanpa memikirkan arti rakyat yang hampir matiMerenggut nyawa demi harga dir
Dengungan menyambut mentari Ribuan syukur terukir dalam rangkulMenyambut arti sebuah kejutanDiantara pekuk dan peliknya kehidupan
Pergi...Lupa dengan seluruh tanggung jawabnyaBersama anugerah Sang PenciptaBerlarut dalam sebuah kata
Luka menutupi air mata dunia, bersatu di antara kedua gundah
Ini rindu, tuan muda... Hancur di lubuk hati terdalam Pergi di antara lamunanku, berkecamuk di antara pergi nan pagi
Lumpuh diantara lautan impian Harapan kandas ditengah jalanMasalah tertumpuk pada pikiran yang hampaBerjuta luka kini tersematkan pada diri
Benci yang tak kunjung pergi dari benak yang tak sadar diri dari kata yang selalu berjarak duri rangkaian rasa yang merintih
Lagu yang merintihBertemu didalam sebuah mimpiLaku yang telah mengkhianatiBergejolak dalam api
Terjatuh di atas sajah biru. Mengelabui mata diatas permata dunia
Bersatu diantara rasa ragu. Sendu menyatu dalam hatiku
Tegak tubuhmu kokoh berwibawa berpegang teguh pada kuasa semesta