Percayalah cinta, Usap air matamu, Kan ku bawa engkau menuju bahagia, Bahagia bersama tanah dan udara biru
Namun air mata tetap saja pecah, Memenuhi ruang-ruang hati, Hingga tak terasa membanjiri di penjuru hati dan sajadah
Kau telah memilihi sebuah arti, Arti hati yang berbeda dari nafas dan imaji, Karena imagi yang ku bangun dari celah langit diri
Hidupku dikelilingi buku, Sampai aku menutup mata, Hingga aku di kubur bersama tanah dan batu
Surat tentangmu denganku, Supaya hati kita selalu bersama, Walaupun air mata harus tumpah meruah, Menuju taman pengasingan di hati yang terdalam
Disaksikan tanah dan udara, Saat tangan ini bergerak, Menuju langkah hati tuk menambal yang retak
Karena puisi itu sebatas imajinasi, Tetaplah! Tenang di hati, Saat mendengar maupun membaca sajak dan puisi
Jika jarak tak mampu di tempuh, Karena takdir dalam persimpangan jalan, Maka kata ikhlas harus di tempuh, Supaya kita saling melepaskan
Biarkan hati pulang dalam kesepian, Bersama hati yang sudah tak bisa sambat, Karena hati sudah terlanjur hancur berantakan
Engkau adalah: cahaya hati, Engkau penenang segala jiwa, Hingga aku merasa damai
Gara-gara mendukung tuk meraih kebahagiaan duniawi semata, Lupa bahwa jabatan dan harta, Semua hanya titipan Ilahi
Walaupun umur sudah mulai menua, Namun hati dan jiwa, Terasa baru di hari kemarin, Kita berjabat tangan, Lalu kita berucap salam perpisahan
Wasit jangan ikut main, Wasit tetap jaga kenetralan, Jika wasit ikut main, Maka permainan akan semakin runyam dan jauh dari rasa keadilan
Karena mereka mempunyai segala kuasa, Sedangkan kami hanya debu di balik gumpalan gunung dan gurun
Engkau telah kehilangan lelaki mencintaimu, Saat engkau menolak cintanya, Seperti engkau kehilangan embun pagi di udara
Masihkah engkau seperti dulu? Setelah engkau menikah dengan pilihan Abahmu, Ku hanya berdo'a lewat beribu-ribu puisi
Setiap ketukan nafasku, tertoreh namamu yang ku rindu di balik luka
Hati ribuan wajah, Hati yang bersembunyi di balik harapan, Mati bersama aliran nanah, Menjadi luka tanpa pengampunan
Jika putus hubungan harus di blokir, Mungkin itu hanya jalan sesaat, Karena blokir, Bukan jawaban sebuah hati yang sudah punya ruang dan tempat
Namamu kan selalu ada, Kan terkenang di setiap nafasku, Bergerak antara bahagia dan luka