Bapak dan Jejaknya Menggoreskan AksaraEdrida Pulungan BapakLelaki sederhana berjiwa samuderaMasih ingatkah aksara pertama yang engkau ajarkan pad
Apa yang membawa langkahmuPada semilir senjaSejauh mata memandangPadi hijau menguningSeperti burung pipit yang sabarMenunggu bulir bulir padiDi tanah
apapun yang ada dalam sejarah tak akan hilang meski dimakan rayap namun ada yang hidup dan berbicara ada prassati yang mengirimkan arom
Tuan-tuan dan puan hari ini bersejarahTanggal dua puluh limaDi hari merdekaNamun rasanya terjajahCelengan kodok itu harus dipecahHari ini jadi lembara
Menjelang senja di Timur Indonesia Matahari begitu hangat Ada senyuman para perempuan-perempuan perkasa Berjalan melewati hamparan tan
Jakartaku, Jakartamu, Jakarta KitaJakarta Kota Kita bersamarumah kotarumah kitaRumah bagai raja untuk penghuninyarumah yang entah sampai kapan kita ti