tuan-tuan pemilik tatapan tuan-tuan pemilik keutamaan tuan-tuan pemilik keindahan tuan-tuan pemilik kecerdasan kemarilah barang sebentar telanj
Hujatlah aku Hinalah aku Lecehkan aku Bunuhlah aku Tapi……. Jangan usir aku dari sahabat aku, Aku, yang meminta
cantik aku memikirkanmu malam tadi ketika secangkir mocachino menemaniku bersama irama Brian adam liriknya mengingatkanku tentang kamu aku menco
11 Puisi Untuk Desa Rangkat 01. Dengan sebuah tekad 02. Embun sore 03. Selimuti binar cahaya bias 04. Andai aku adalah mereka 05. Rinduku bers
[caption id="attachment_118243" align="aligncenter" width="448" caption="sumber denmasrul.com"][/caption] Sahabatku, lihatlah bintang-bintang da
Ingin ku peluk rangkat dari genggam tangan penyair Dibawah atap maya yang bergelimang angan Sambil senandungkan sajak kehingaran Rangkat, dimana ka
Betapa hunian itu mengundang duga Cengkerama berbalut petik diksi tak tertolak Sanak hatiku membuka diri Melongok mencari-cari... Di balik serambi
Bukan aku yang telah ingkar Pada janji manis yang terikrar Semoga batin akan selalu tegar Walau hasrat masih kuncup mekar . Belum hilang perihnya
pernah kita rasakan bersama di hangat mentari pagi di antara sejuk embun yang mulai menguap susuri pematang kecil di kaki bukit tuk memanen
sayang, ini mata telanjang 1) agar jelas nampak pejamkan ingatan akan lalu, telah kelabu adu dan tengadakan nafas ungkap peristiwa jerat kata sumba
Cinta, unik, tak siapapun tahu, bilamana dan pada siapa perasaan itu akan tumbuh subur dan kadang liar. *** Perkenalanku dengannya ketika itu
Dulu.., aku memang memendam keraguan akan kesetiaan Dirimu mengandung dusta yang melahirkan dusta lainnya Telah cukup sandiwaramu yang amat apik dan
Tuhan Ambillah nyawaku Aku ikhlas Dengan sepenuh hati Ambillah nyawakku Tuhan Dengan keyakinanku aku yakin Engkau menyayangiku
Bagiku kau ibarat teratai cantik di atas telaga Syairmu menyimpan embun segarkan dahaga Beningkan cermin gelap nan pekat penuh jelaga Datangnya da
desa yang penuh hijau dan tumbuhan dimana-mana seakan menjadi saksi berapa lama kau berjalan.......... Setiap sungai, hutan dan pegunungan se
[caption id="attachment_91571" align="aligncenter" width="640" caption="dr google"][/caption] Berhelai sajak mengalir di Kali Rangkat Perdiksinya
Pikirku kumbanglah sang pencari madu Terpendar ragaku, remuk tak terrajut Bunga menyusup jemput penyerbuk Luluhkan teguhku hingga larut Aku remuk
Namanya Desa Rangkat Penduduknya hidup bersahabat Toleransi beragama ada disetiap hati umat Selalu saling memberi semangat Segala masalah diseles
Langkah Awal..... Betapa sukar membuka jalur untuk menuju ke desa yang subur sebelumnya dihadang semak rimbun terhalang bentangan jaring laba-la
mungkin punguk bodoh karena merindukan bulan... mungkin laron lebih idiot lagi karna mau membakar dirinya pada nyala lilin... namun bukan salahnya b