Puisi ini dibuat untuk gigilku di akhir tahun bulan desember saat mengalami kegagalan besar
Setiap pagi kuhitung selalu, jeda yang kutempuh dalam nyenyak tidur, sebelum kemudian Subuh membangunkan tubuh
Desember kala itu kau tinggalkan aku hanya lambaian tanganmu mengurai derai air mataku remuk rendam hatiku harus melepasmu rinai hujan dan ding