Ini hari spesial buatmu aku persembahkan setangkai mawar merah untukmu sebagai tanda perasaanku yang terdalam
Puisi tentang kemajuan media sosial dan media online di era digital
Mengeksplorasi minat menulis puisi untuk menarik perhatian supaya massa tertarik dan penasaran untuk membaca tentang puisi.
Bagian keenam atau terakhir dari Catatan Seorang Mbambung edisi tahun 2014
Tuhan telah menciptakanmu ,Dari tulang rusukku,Pada seseorang....Yang dipilihnya ,Kita ditakdirkan mendayung perasaan...Menuju samudra yang sama,Meski
Tak piawai dalam menata hatiKadang sembarang menyimpan perasaanJuga amarah yang terbalut senyumanAtaukah juga tawa yang terbalut tangisKala itu memang
Perasaan memang tak terlihatTak seperti yang terbelalak,Mudah diterka, mudah diterjemahTeruntuk khalayak yang menyaksikannyaSesekali terucap sanjungan
Andai asmara ini layaknya nadaEntah pada nada apa aku memulai ketukan pertamaAndai asmara ini layaknya puisiEntah aku harus menulis berbait rima atau
Masih ingat dengan pelantikan Presiden Jokowi - Jusuf Kalla tanggal 20 Oktober 2014 ??? Dimana sebagai syukuran atas pelaksanaan pelantikan tersebu
aku sesosok lelaki, masih buta belum mampu membaca peta cinta yang lebih punya makna- aku sesosok lelaki, masih tuli belum mampu mendengar
(Jakarta, 15 Oktober 2012) Dari jalan setapak lereng gunung ujung pulau Jawa aku berdendang Nyanyikan lagu naik-naik kepuncak gunung Sambil
ENTAHLAH.. Kurangkaikan sebaris kata-kata biasa tentang hati yang khawatir diatas kertas perasaan Kata yang sederhana dan miskin akan makna
(Jalacosta, 3 September 2012) Aku tidak tahu apakah ini masih malam atau sudah pagi Akupun tidak mengerti apakah ini kehidupan atau kematian
Aku sedang berkelana menjelajahi ruang-ruang malam ditemani secercah cahaya sang bintang Aku sedang berjalan menyusuri sisi-sisi langit disertai re
Aku bukanlah aku yang dulu Aku bukanlah dia yang menggoreskan luka di hatimu Aku bukanlah dia yang kau sesali sepanjang hidupmu Aku adalah me