***Di balik jendela di sini, aku memandang kematianDi balik jendeladi sini, aku membayangkan kebahagiaanDi balik jendeladi sini, aku betah meraj
*** Datang dan enggan lagi berkedip Di kedalaman mata berhitung kita bermain hati Berpetak umpet di sela ruang rinduMeskipun raga tiada
***Sepasang matamu lahir dari cermin kebeningan yang lantas beradu pantul dengan megah duniaKedip matamu adalah sejuk yang menikam berayun-ayun pada d
***Di relung-relung jiwa yang terselubung kemewahan lesap dalam resep adonan demi adonan kue-kue kering dipersiapkan tampil menawan se
***Kamukah itu? kamu... iya, kamu !berwajah ayu kamu... iya, kamu !bibir bergincu kamu... iya, kamu !senyum tersipu kamu... iya, k
Minggu Keempat (Terinspirasi Film)...***Kapal hayati adalah kapal kehidupanIa adalah media angkut insan pembenci dan pencinta Bersandar sejenak
Satu hari di Jakarta “orang kecil” berbaur dengan “orang besar” senangkan hati walau hanya sebentar nikmati pagi berjalan kaki
*** Hunian limabelas lantai laksana hotel Halaman luas lengkap landasan helikopter Liburannya harus Hongkong, Hawaii Hidup layak Hari-hari hebat Hmm
*** Ibu Di ketenanganmu Dunia berisik Tak mampu mengusik Helai nafas satu-satu meniup Tidurkan anakmu Diayun bahasamu Tiada habis doa dan lag
Oleh : Anugerah Oetsman *** Dia adalah musuh Mereka yang senang dengan politik kotor Mereka yang bangga jadi koruptor Mereka yang malas masuk kantor D
*** Waktu yang berbeda tempat yang berbeda rindu tak berjeda hujan tlah turun tak mereda dingin berhembus dari celah jendela bisik ‘kan tentang
*** Mematung diri terpahat-pahat seolah Hukum dihukum terjadi benarkah Atau sekedar akting seakan menutup salah Seperti itu mungkin tiada terlihat ent
*** Hitam putih kotak-kotak formasi tersusun di petak-petak majulah maju para bidak berdiri paling depan berarak-arak membuka langkah dengan hentak pe
*** Kedatangannya membangkitkan kenangan setahun berlalu adakah kebaikan? mencarinya entah tersangkut di mana? sebab buruk tingkah senantiasa m
Engkau boleh berkata ini surat yang berpuisi atau sesukamu menyebut ini puisi yang bersurat... Kepada Pemilik Puisi : ***Dialah Rahab Ganendra Kata-k
Awan... Putih-putih melambai terserak berarak Menghias pucuk-pucuk kemarau Sekali waktu berpegangan saling mendekap Jadilah ia laksana payung semes
*** Kemarau menutup pesta siangnya Derasnya panas perlahan mereda Perlahan semarak cahaya nan berkilauan memudar Bulatan merona merah itu berangsur
Oleh : ANUGERAH OETSMAN *** Sebut saja aku tuan BBM Memangku tampuk di republik BBM Tahukah kamu apa itu BBM? BBM itu Begi