DEMOKRASI CELANA DALAM Antologi puisi -prosa Liris 50 Penyair Indonesia(penerbit Kendi Aksara- Bali)
bau busuk dan telinga yang digantung di ruang rapat paripurna puisi : akhmad zailani I Bau busuk itu seakan mengolok-ngolokku. mereka yang bertut
kemaluanku tertinggal di kakus. mungkin sehabis bercinta semalam. sebelum ke kakus kulihat bibir tergeletak di bantal.gincunya tak ada lagi. baru set
Tuhan, Bisakah Kau Putar Lagi Waktu jika IA punya kaki, aku akan berlutut mencium kaki IA. terus berlutut hingga IA bersedia memutar ulang waktu.
rindu mekar di dalam hati ingin bertemu mama yang telah wafat 6 tahun yang lalu. bisakah kabar ditukar dengan serenteng kembang tujuh rupa? atau adaka
seribu doa terus kuberi sayap puisi : akhmad zailani apakah aku berjalan di antara nisan-nisan? Lalu menginjak-nginjak tanah yang di bawahnya ma
puisi : akhmad zailani aku membeli taman dengan tiga, empat atau lima renteng kembang. kepersembahkan untuk ibuku. air yasin kuberi sayap, terba