hujan adalah bukti, gemerciknya tak pernah berhenti meski tak diharapkan
Tetaplah berusaha, tetaplah berkarya. Ini masih di tengah perjalanan.
Inilah wajah hidup kefanaan. Mereka akan mati dalam tanah yang sama.
Bel sudah berbunyi. Maaf ya, kita tidak jadi pulang lebih awal. Kita pulang bersama.
Cerita ini bukan tentang cinta, bukan tentang bunga yang tercium embun
Biarlah sepi, biarlah sunyi, biarlah rintih. Namaku tetap di sini, sudah kau simpan. Meski tak pernah kau jawab.
Sejatinya, mereka sedang menunggumu untuk berhenti mengunjungi rumah ini
Perjalanan ini belum selesai, malahan awal yang berliku dan terjal
Jika mereka masih punya hari, tentu mereka akan mengerti
Pesta telah pergi. Rembulan mengasingkan diri dan kantuk menyergap, meledakkan emosi resolusi
Bukan takut sepi. Karena ramai bisa ciptakan gelisah. Hidup belum selesai, masih ada napas untuk diperjuangkan.
Pagi ini, kucoba melupakanmu dan kuberjalan membuka masa depan. Itukah kamu di taman embun? Aku mengucek
Kasih tersayang, setiap hari kumendoa. Berikhtiar untuk mencapai langit biru. Menjadikan bintang sebagai pelajaran.
Dalam keheningan mereka bergumam. Hanya Sang Raja tempatnya kembali. Kau tahu surga itu bukan yang abadi, melainkan diabadikan oleh Waktu.
Kunci kehidupan ini adalah sabar dan syukur. Jadikan semua aktivitas sebagai ibadah. Jadikan semua tulisan sebagai jariyah
Tiada kue dan perayaan meriah. Hanya sajak-sajak yang mungkin biasa-biasa saja. Semoga engkau panjang umur agar bisa terus melihat Real Madrid
Negeri ini masih jadi ladang pelaku pedofilia 500 video, 100 foto berkonten kekerasan. Adakah yang bisa kita lakukan?
Jika memang hari usai, semoga burung menghibur hati yang ingin terus bahagia.
Merekam kejadian ini dengan sederhana. Karena setiap hari ada warna yang harus ditulis.
Program pariwisata berkelanjutan, memenuhi sosial estetika, melanjutkan budaya lokal