Gadis di Sebuah Kafe, puisi kali ini menuliskannya
ada apa dengan tanggal tua dan manusia? puisi menuliskan dan melukiskannya
Apa yang puisi hadirkan untuk sepasang sandal jepit?
apa yang kakek rasa saat meneguk secangkir kopi hitam pekat?
puisi kali ini mengingat kehidupan seperti sepeda tua
Puisi menulis sebaris kegetiran, hanya sebaris kegetiran!
Apa kata puisi tentang beras, tentang nasi di tengah kita
Cahaya Baru di 1 Muharram adalah sebuah puisi tentang harapan dan introspeksi di Tahun Baru Hijriah, menyambut 1 Muharram dengan semangat baru
Puisi memaknai cinta ketika kita bicara, seperti apa?
kali ini puisi terkekeh-kekeh membaca napak tilas kota-kota
Puisi, kembali meratapi kehidupan, di sana, nun jauh di sana...
Ah, puisi masih merasakan kesedihan yang entah....
Rambut yang memutih, saksi bisu perjalanan, Keriput di wajah, peta kasih dan pengorbanan. Di setiap kerutnya, terukir doa dan asa.
Saat pagi menjelang dan dunia kembali berputar, kita tetap di sini, menjadi bagian dari malam yang tak terlupakan.
Kopi dan senja, dua sahabat tak terpisahkan, mengisi ruang hampa dengan makna, di setiap tegukan, ada cerita hidup.
Ada nostalgia yang tak dapat dilepas oleh puisi di senja itu...
puisi tak akan lupa gang sapi, jakarta punya cerita, ada apa saja di sana?
di sepetak ruang, puisi kembali dibuat terkaget-kaget, ada apa?
Puisi mencoba memaknai angka-angka dari sudut sana, seperti apa?
Aku tahu Tuhan aku sombong, namun gelapnya batu yang cadas dapat lumat hanya karena tetesan embun di pagi yang kelam dan mencekam