Merakit janji dan sumpah sebagai tempat singgah Mencari-cari ujung tali untuk disambung Hari-hari itu kita tumpuk di samping jendela Menutup segalanya
Ada purnama di dalam mangkuk ramen, cahayanya berwarna kuning emas dengan lingkaran halo putih pekat.
Setangkai melati yang mekar mewangi atau cokelat panas dengan toping biskuit bulan purnama.
Puisi tentang imajinasi penulis tentang transformasi diri yang terjadi
Yang bertemu akan berpisah dan yang naik akan beranjak turun. Demikianlah hakikat hidup.
Malam itu Kau hadir bersama senyummu Berusaha merengkuhku pada peluk
Mari berharap kita dapat bersua lagi pada garis imaji. Aku akan jadi siluet hitam di atas pasir abu-abu
Selamat pagi, aku menyapa jantung yang mengambil ancang-ancang panjang seolah hari ini kami akan bekerja keras membolak-balik jalan kehidupan.
Tapi satu-satunya hal yang tidak compatible adalah banderol harga dengan isi dompetku.
Aku benci membaca sinopsis sebelum menonton filmnya sendiri. Sedangkan kekasihku lebih memilih membaca sinopsis daripada menonton filmnya sendiri.
Puisi Unik Tentang Zona Tidak Nyaman, Kegalauan dan Keyakinan
Memang permukaan kertas bisa dibuat rata tapi permukaan kenyataan penuh bukit dan lembah yang terjal.
Beberapa hari yang lalu, telah kupindah kamarku ke awan. Pintunya terbuka terlihat angkasa. Awan tebal menjadi fondasinya.
Riwayat tentang babi ngepet pun menghilang seiring golok yang berayun garang.
Ini bukan malam minggu ini waktu yang salah untuk memadu rindu.
Mudah-mudahan Agustus sudah ada kepastian di antara kita.
Berbahagialah kita yang masih diberi kesempatan untuk tetap menghirup udara rasa. Adalah kita yang diberi peluang oleh semesta, agar tetap merawat tem