Sekarang terimalah buah kasih dari hasil bertahan, tapi bukan lagi seperti dahulu
ShuttersstockHidup terasa berat jika kita terus bersungut-sungut terasa keras kepada orang yang jiwanya lemah lembutHidup terasa menyengat saat e
"...Kemarin baru saja pulang Sudah disuruhnya pergi...."
"Membebaskan yang pernah dijaga dan dihuni bersama, kepercayaan yang kita bentuk hingga merupa pulau...."
"Hirap dari hiruk piku klakson keong yang tuli Meski liar yang teramat berduri ini hanya mengalir darah di dalam diri...."
"Sabar ...Sehari lagi sajaTunggu hati ini yakinBeri ia waktu, menghidupkan hal-hal yang selama ini mati...."
Puisi untuk PLN, Apa kabar PLN. Gelap gulita Tangan pun meraba-raba
"Aku terlalu menuntut dan mencari kebahagiaan, tanpa ingat tentang tujuan...."
"Bagaimana aku merasa berani dengan kebenaranSaat semua yang aku lakukan salahBagaimana?."
Mimpiku kini benar-benar tidur, di samping hancurnya aku setelah menemukanmu.
"Pada akhirnya kita menunggu masa depan di tepi Jurang."
Luka yang sudah tidak lagi minta disembuhkan Memilih berduka setelah melepaskan
"Segala masalah mengadu pada setiap pengampunan, pulang...."
Perlahan, satu-persatu. Kulepaskan, kuletakan, kucabut, kuhilangkan
"Masih pantaskah semuanyasaat yang keluar dari mulut itu hanyalah fiksi. Selama aku menginginkannya, rasa sakit menontonku."
"Tidak bisakah kita sedikit normal, membiarkan hati benar-benar menikmati bahagianya."