Puisi dari seorang manusia yang sedang memikirkan sifatnya dunia, memikirkan indahnya isi bumi.
Ia telah sampai di ujung perjalanan panjang, Sepasang mata yang dulu berbinar
Sebuah puisi tentang bagaskara rembang petang, pembawa hening dalam tafakur penuh syukur
Seperti senja yang hanya bertahan sebentar dan kembali pergi di jemput semata, kaupun pergi dan di antar kenangan. Baca puisi tentang Senja di sini
Mereka membuatku tertegun. Hati anak-anak polos tanpa prasangka. Mereka tidak melihat betapa menakjubkannya senja yang datang..
Akan ada pelangi setelah hujan, kebahagiaan setelah kesedihan
Apalah daya masih manusiaTerkadang lemah dan terkadang kuat seperti seharusnya
Melati mewangi menginspirasi berpuisi kala senja tiba.
Puisi dari sudut pandang senja melihat kehidupan manusia.
Lembayung bersinar Memberikan cahaya memancar Di waktu sore setelah asar Membuat hati serasa gemetar
Senja selalu seperti ini Perlahan datang, lalu tiba-tiba hilang Tergantikan keremangan malam Menyisakan kehampaan
Senja sore ini Sore ini terlihat cantik sekali Cantik sekali tatkala senja tiba Senja tiba pada waktunya
Malam menjelang Dalam perjalanan Mengejar waktu Di antara gerimis Rasa sayang dan rindu
Aku tak bosan-bosannya menatap jingga di ufuk barat, juga wajahmu yang memikat
Kala senja telah memerah Kala mentari mulai menenggelamkan wajahnya
Kini telah senja saat hatiku tetiba ingin bersuara. Menceritakan nada-nada rasa tentang rindu
Hari ini di Sitaro negeri 47 pulau. Senja begitu menawan untuk dipeluk. Gawai pun tergoda dan jatuh cinta kepada senja. Sentuhan jemari memenuhi hasra
Di ujung rasa, dua manusia menggenggam asa. Kelana waktu, lelah menunggu. Meringkuk di gerbang hayat semu.Tangan-tangan, telah lelah menggenggam
Apa bedanya engkau dengan senjaTerkadang pikiran itu muncul haha lucu sekali memang..Engkau dan senja sama sama begitu indah menurutkuBegitu indah dic