Di atas jalanan yang tergenang riak-riak menari setiap kali motor dan mobil melintas buru-buru.
Hujan tidak mesti mendatangkan kekesalan atau amarah, bisa juga kenangan lama
Dia menatapku dalam diamMelanjutkan berdiri di tepianSambil terus mepanjutkan menatap hujan
Di hari ke tujuh bulan kemarau. Di lingkaran tahun yang temaram. Aku lihat semerbak serbuk sari melayang di udara.
Hujan turun deras sekali siang ini, air berhamburan
Hujan lebat mengguyur bumi sore ini. Hujan sore hari
Suara gerimis sehabis subuh. Seperti sedang mengajakmu untuk terus merapat dalam hangat
Puisi tentang seseorang yang Berkunjung pada Hari yang Hujan
November membiru, pandemi segera berlalu. Baca puisi tentang Hujan di sini
Mungkinkah hujan datang terlalu awal? Sehingga hari-hari menjadi basah dan dingin dalam resah?
Di pertengahan November ini, ketika hujan berkali-kali turun menyelinap di antara hangatnya selimut di malam-malam yang sepi
Akan ada pelangi setelah hujan, kebahagiaan setelah kesedihan
Awan berinteraksi dengan angin. Air keluar tetes demi tetes
Hujan pagi ini menguyur hujan. Hujan itu dirindukan namun kadang dicela.
Menatap langit dengan sengaja Mataku mulai buram terhalang asap tebal Hitam dengan cepat melaju
Ah hujan, engkau adalah teman, kawan berbincang, sebagai penghiburan
Ayo gerakkan kakimu Bangun dan beranjaklah Hujan sudah lama reda