Puisi ini pernah diikutsertakan dalam lomba menulis puisi tentang Jogyakarta tahun 2023
Tulisan ini pernah diikutsertakan dalam lomba puisi tentang Yogyakarta
Sederhana saja bahasamu. Tentang sayatan luka yang menganga di hatinya.
Biar kita dapat panjatkan pohon syukur padaNya dan akui Dia sebagai Pemilik Semesta.
Tak sepenuhnya pergi itu berarti berakhir. Tak sejatinya berakhir itu benar-benar hilang.
Cerita pagi selalu menjadi misteri.Rindu masih terombang-ambingdi dalam mimpi.Seikat embun masih bertenggermanja di dedaunan.Suara Jago masih satu dua
Dia tak banyak gerak, Saking renta yang memakan tenaganya. Dia masih setia memeluk sepatunya.
Puisi ini untuk semua wanita yang ada di dunia
Puisi tentang Jakarta ini pernah diikutsertakan dalam lomba cipta puisi
Puisi ini untuk para pencari nafkah di bawah lampu merah
Kami masih menanti, Hingga muncul semacam kemelut yang terbentuk dari rasa hampir putus harapan.
Puisi ini pernah diikutsertakan dalam lomba cipta puisi
Puisi ini ditulis untuk ikut serta dalam lomba cipta puisi
Puisi ini adalah karya di waktu senggang saya
Puisi ini hanya bentuk kekaguman saya akan keindahan alam
Jika diperhatikan dengan seksama, di matamu lebih ranum awan mendung.