"Sesuatu yang diberi tiada harap kembali." Kata sang bunda. Namun, "sesuatu yang diberi, harus ada yang diterima" kata si pecundang.
Puisi kritik sosial. Baca selengkapnya puisi "Republik Kata-Kata" di sini
Mahkota Sang Ratu Jawa Timur merupakan puisi tentang politik, kebangsaan, kenegaraan, pilkada dan kesejahteraan bumi Jawa Timur
Tentang berakhirnya kekuasaan
Puisi sulitnya menjadi orang susah. Orang-orang kaya acap diperlakukan istimewa.
Puisi tentang Politik, fenomena pemenang partai pemilu antara Legislatif dengan Eksekutif berbeda.
Puisi tentang Politik kritis kecurangan pemilu 2024 yang mengubah undang-undang dengan tidak sesuai prosedur dan melanggar etika
Puisi Kritik Tentang Investasi Fiktif Taspen dan Kebijakan Pemerintah yang Merugikan
Puisi Tentang Kritik Kebijakan Politik
Pembawa harapan dicekal tak berdaya Si penentu keadilan pun telah diperdaya.
Kritik sosial untuk para pengadil yang tuli dan buta tapi seperti bisa mendengar dan melihat
Udara panas beringas menguapTemperatur mematri kulit mukaSuara berpolusi mengumbar perang
Jika ini sebuah pidato, semua akan dimulai dari seorang pemimpin, seorang perempuan berdiri di atas podium atau pria tua berjalan di antara massa
Puisi politik dan puisi pemilu, Dibawah terik mentari
Puisi yang mengambarkan tentang situasi politik yang memanas menjelang pemilu 2024
Ada matahari menyalak di sanubariKetika konstitusiku terobrak -abrik kepentinganAroma sengkuni mengusik peraduan malamBagaimana aku bisa mendam
Pilih pemimpin yang bermanfaat bagi rakyat.
Kawan...!Musim panas mengusir hujanPanji-panji dipanggang matahari
Wajah orang muda itu sarat garis-garis lelah, lurus, serong, bercabang, memuntir.
Tapi pada segala retorika janji-janji surga tentang peradaban yang lebih baik, percayalah, rakyat sudah amat paham