Malaikat tanpa sayap, Engkau, telah pergi jauh meninggalkanku
Katakan jujur... ucapan yang jelas nan terang berkekuatan nyata dan benar namun, sayang sekali mulai punah sedikit demi sedikit menghilang ditelan
Hanya gambar kugenggam erat bingkai kaca tak terasa, mata kian berderai air mata
Dikeheningan malam yang senyap terdapat pula waktu sunyi
Aku... ntah mengapa diri ini terlahir, terjebak diruang lingkup fana
Buih buih kegelapan menghampiri menutupi sang penerang nurani akankah, langit langit hati tertutup gelap gulita bak tengah malam
Kian, merasa abadi melupakan Sang Pencipta semesta meninggikan diri setinggi langit
Sudah kutunggu waktu gelap suara yang kuharap berbeda malah tak kunjung sepi
Sengaja ku intip diriku rupawan nan berubah layu, memperlambat melihat sedikit saja kaca tidak merubah apapun memantulkan kenyataan
Sejuk meresap kedalam tubuh seperti aliran berjalan, perlahan lahan diresapi hingga menggigil
Langkahnya ingin pelan pelan saja bebatuan dan ketajaman melukai selangkangan kulit berlari menambah luka diam diri darah menetes.
Suasana terasa sejuk, tak terasa air hujan jatuh berirama, melihatnya mengingatkanku suatu hal