Dua ratus tujuh puluh juta rakyat, duduk mengharap ingin dalam kapal pesiarmu
Malam ini ku bungkam ujung pena kisah-kisah pilu kusimpan dalam bilik jiwa
Inilah potret kotaku pagi iniBerjalan aku menyusur perisai kotaLangkah kaki matahari menapaki siangRumput merebah menikmati pagi
Lorong-lorong sempit menguap kelaparan. Udara pengap mendendangkan kemiskinan
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah. Ujung pena menguap peluh menetes kisah
gadis pengemis itu memandangi saja dari seberang jalan tempat ia memakan sisa yang dibuang tuan dan puan berdasi berparfum wangi bak biduan