Polisi tembak polisi Santri dikotori guru ngaji Ibu rumah tangga mabuk judi Tetangga mati dipersekusi Hari macam apa ini?
Gerah, ya aku gerahHidup yang baik telah dijarahBumi penuh kotoran para serakah
Berpikirlah panjangSebelum keterusanMemanjakan keinginan
Mestinya engkau bersedih hatiHidupmu baik-baik, tak pernah diujiTak cukup bekal ke tempat tinggi
PropagandaStandar gandaHuru-haraPetaka
Selalu dimulainya percakapan dengan:Apakah aku masih diperlukan?Aku tak tahu masa silam manakah geranganYang telah melubanginya begitu dalam
Dari luka yang samakautulis sajak begitu banyaknyatapi kaubilang senantiasa: aku bahagia
Begitu mudah diri dibikin limbungHanya oleh sebaris mendungYang tiba-tiba pamit ke balik gunung
Bahwa siapa itu pemenang sejatiIalah siapa yang pandai menahan diriSungguh telah kita pahami, tapi:Kita tak peduli
Seperti yang dipuisikan oleh semestaAkan selalu ada yang merasaBahwa mungkin lebih baik ia tak pernah ada
Seperti yang telah ditulis dalam ceritaSelalu ada yang jatuh cintaKepada dirinya yang telah tiada
Pahlawan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dimaknai sebagai orang yang berjuang dengan gagah berani dalam membela kebenaran.
Satu per satu kawanku pergiMungkin aku pun sebentar lagiSemoga tak ada yang berat disesali
Cinta adalah perkaraYang tak kita kuasai sepenuhnyaMungkin itu sebabnya kitaKadang bertengkar soal bahagia
Gadis di Sebuah Kafe, puisi kali ini menuliskannya
ada apa dengan tanggal tua dan manusia? puisi menuliskan dan melukiskannya
Terlalu banyak yang dikejarMalah jadinya buyar dan ganarHidup terjepit menggelalar
Apa yang puisi hadirkan untuk sepasang sandal jepit?
Terus berzikir ia: tak baik berputus asaTerus berkeras ia menjaga kewarasannya: Kan, baru saja aku berhenti kerjaToh sebentar lagi matahari terjaga
apa yang kakek rasa saat meneguk secangkir kopi hitam pekat?