Menertawakan perbedaanAdalah kebodohan yang diajarkanOleh siapa pun yang mengaku teman
Kadang-kadang sepi ituDitafsirkan keliruSeperti di hari yang laluAku melihat ketiadaanmu
Pada diri yang menuaAda bagian yang ingin terus beliaBermain bersamamu tanpa prasangkaBertengkar atau bercengkerama sama saja
Usah kaucari jawabanPada buku halaman belakangBukan begitu cara kita diskenariokan
Orang-orang mengatur strategiAgar terlihat di panggung yang tinggiTak mereka sadari, kelak tersiksa sepi
Akan kuusik kekuasaanmu dengan cintakuAkan kulunglaikan dendammu dengan maafkuAkan kusesakkan angkuhmu dengan senyumku
Tak aku katakan yang tak kumaksudkanTak kusembunyikan yang mesti ditampakkanTak aku ulang yang sudah kita akhirkan
Daun-daun yang belum lagi tuaBeberapa jatuh di tempat yang tak semestinyaLalu aku teringat teka-teki lama:Engkau ada di mana?
Lama sudah tak kulihat pelangiLalu pelangi muncul pagi iniTapi mengapa sebentar kemudian pergi?
Bagian yang mana lagiDari kekecawaan iniYang masih mungkin dimanipulasi?
Polisi tembak polisi Santri dikotori guru ngaji Ibu rumah tangga mabuk judi Tetangga mati dipersekusi Hari macam apa ini?
Gerah, ya aku gerahHidup yang baik telah dijarahBumi penuh kotoran para serakah
Berpikirlah panjangSebelum keterusanMemanjakan keinginan
Mestinya engkau bersedih hatiHidupmu baik-baik, tak pernah diujiTak cukup bekal ke tempat tinggi
PropagandaStandar gandaHuru-haraPetaka
Selalu dimulainya percakapan dengan:Apakah aku masih diperlukan?Aku tak tahu masa silam manakah geranganYang telah melubanginya begitu dalam
Dari luka yang samakautulis sajak begitu banyaknyatapi kaubilang senantiasa: aku bahagia
Begitu mudah diri dibikin limbungHanya oleh sebaris mendungYang tiba-tiba pamit ke balik gunung
Bahwa siapa itu pemenang sejatiIalah siapa yang pandai menahan diriSungguh telah kita pahami, tapi:Kita tak peduli
Seperti yang dipuisikan oleh semestaAkan selalu ada yang merasaBahwa mungkin lebih baik ia tak pernah ada