Di antara rasa durian dan doa semut. - Sebuah puisi.
Dalam gigil desember, kaleng Khong Guan membuka serpihan rindu yang renyah.
Rindu adalah air yang tenang, namun tak pernah lupa memanggil bayang.
Waktu aku bayi hampir mati, katanya sakit-sakitan, kurang gizi, terlambat untuk jalan, terlambat untuk bicara
Bakmi Jawa nyemek. Kuahnya sedikit, tidak berlimpah. Dibilang kuna, tapi biarlah
Ini tentang cinta, yang kutulis dalam diary merah jambu.... Ia selalu menghiburku kala sedih, senang, dan jatuh cinta
Nyatanya hujan tak menghapus apapun tetes darah menjadi jejak dari si kecil yang baru saja belajar melangkah