Wahai bulan sejuta Rahmat, peluk Aku dalam lembaran cahaya-Mu membenam dalam dada
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah Ujung pena menguap peluh menetes kisah Jari manis bersila menikmati kalungan permata Kelingking bisu di ujun
Mengembara dalam hayalan bersandar pada bayangan memanjang. Menulis kisah pada angin menuju lembah
Kau.... Mengapa Kau mengangkang jalan. Padahal langkahmu adalah petunjuk
Dalam sunyi kami bersalawat, dalam riuh kami menyebut Nama Nya dan namaMu
Sepi mengayuh dingin, jiwa membekap rindu. Dalam keremangan kudaki tanjakan malam dengusan napas meronta di bebatuan tajam
Ketika matahari mengulum malam dalam kenangan namamu modar- mandir dalam angan bayangmu mengendap dalam aliran darah
Tarian aksara melukis malamDendang rindu mengayuh sepiUjung jarum menambal bingkai kisahBenang gelasan merajut kasih
Bocah kumal bangkit dari lelapnya malam menggusur gubug dalam kresek