Memberi makan peradaban adalah pekerjaan mulia, apalagi memberi makan satu generasi bangsa.
Perjalanan yang lain diciptakan dari keajaiban. Sebuah jembatan tiba-tiba muncul pada jalan yang kita pikir sudah putus.
Jangan sedih, Coach. Para pengambil keputusan sudah menjalankan peran mereka.
Yang ada tinggal kopi gula aren, sahut wanita tua itu
Jendela itu tertutup tidak begitu rapatKetika angin kencang menyapa, ia pun terbukaSeekor kucing hitam pun melompatIa sepertinya berupaya untuk menutu
Di bawah purnama dan sisa-sisa gerimis, Sinterklas berjalan pelan-pelan menyusuri tepian kota.
Hari ini lilin ketiga dinyalakan, pertanda sebuah masa penantian akan harapan pada keselamatan
Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga akan memanggil mendung ke atas kota-kotamu
Mari menjalankan ibadah kata-kata. Mengamini setiap permohonan yang diucapkan dalam-dalamsebelum meniup lilin ulang tahunmu.
Angka-angka dalam neraca dan laporan laba rugi berbicara satu sama lain. Awalnya dengan pelan, tapi semakin lama suara mereka meninggi.
Sebuah lilin kecil menyala di tengah malam yang gelap gulita. Berjuang dia agar gelap tidak menguasainya
Bagi mereka suami yang membakar isterinya bapak yang menjual anaknya, hanyalah efek samping yang rigid dan hampa
Rerumputan basah, juga kawanan Lidah Mertua yang sudah semusim tidak bersua hujan.
Puisi yang menyuarakan hati yang merana saat malam menjelang
Matahari lima tahunan sudah terbit waktunya pemimpin-pemimpin baru dan para laskar bekerja.
Walaupun malu-malu kucing, purnama tiba tepat waktu malam ini.
Sampailah kita di pengujung hari. Waktunya menghempaskan segala penat ke atas sofa
Bulan mati menunduk sedih. Kini dia mengerti mengapa malam tidak menanggapi perasaannya.
Garuda petarung kita sedang belajar bertengger di cabang-cabang yang lebih tinggi.
Malam semakin larut. Seorang pengemis tua memandang lampu lalu lintas satu-satunya teman bercerita di antara rimba metropolitan.dengan cemas.