Dua Paskah sudah berlalu di satu tahun pandemi ini Kita diajak smakin mengasihi, terlibat, dan menjadi berkat bagi sesama
Dari Wuhan dia bermula satu tahun laluBatalkan kegembiraan tahun baruNegara ditutup,Bandara, pelabuhan ditutupKantor, sekolah, semua liburSemua orang&
Rintik hujan tetiba menderasMeruntuhkan kesabaranTanpa ketenangan lagiTapi memicu adrenalinMemacu motor tua C70 iniTak ada kenikmatan lagi di jalananB
Marahnya ibuku adalah ungkapan rasasayangnyakawatirnyasedihnyaharapannyakepada anak-anaknyaMarahnya itulah kekuatan cinta ibukuSorot mata tajamnya men
Hujan berlanjut tanpa tepiTanpa jeda pun tanpa batasMembalut sungsum belulangBadan pun berpeluh dinginDalam dekapan bulan muramHujan tetap menggerayan
Perjuangan panjang memang belum usaiBanyak jalan berkelok masih harus dirunutHarap cemas dan terkadang gusar menggelayutBergantian dengan optimisme da
Dua bulan sudah berlaluSemua harapan tlah kutautkanJiwa dan batinku pun tlah kepertaruhkanDoa dan puji-pujian juga kumadahkanEntahlah, imelmu belum mu
Lama tak berbaku jiwadalam persetubuhan IlahiJustru di hari ke-tujuh ituperjumpaan tak terduga berlangsungDuka hari ke-tujuh bercampur sukamenyambut t
Sejak 2 minggu yang lalu atau tepatnya 28 Oktober, saya mulai menulis puisi di Kompasiana. Bagi saya, ini merupakan sesuatu yang sangat baru dan tidak
Tak sebentar waktu tlah kulangkahiTak sedikit ruang kutempatiTak pendek pula pengalaman kudapatRiuh selamat sejenak melintas di tanganTapi jalanku mun
Di malam ketujuh ini Temaram lilin menemaniku Mengakrabiku menepikan hati Dalam kesendirian nan hening Sembilu mengenang kepulangannya Masih trasa keh
Mau jadi pahlawan demokrasi?Tak semudah itu...Godaan kuasa tiada akhirNafsu seolah menadirkan akalTau aturan tapi tak beraturanTau etika tapi tak etis
Perjuangan sudah paripurnaKemenangan sudah di tangannyaJuara kehidupan berlimpah di jiwanyaPiala itu jadi bukti semangat hidupnyaTiga hari sudah dia p
Dua sesepuh itu seolah rel keretaBersama hingga purna kerja tapi tiada niat bersatuMasing-masing berbalut nama besarHasil kerja berpeluh karsaHanya de
Tetiba semua tercekatBukan nanti apalagi besokSiapa duga sekarang waktunyaTiada tawaran waktu lagiDetak jantung melambat menghilangTiada tanda, tanpa&
Demi semburat pagi nan cerahKulari mencecap kuat nafasnyaDemi merebut smangat batinnyaSebelum dibajak mentari siangDalam hening dan senyap di rumah su
Pagi merekah takdirnyaperlahan membongkar heninghanya bersua sepi nan beningmendayu melangutkan jiwaTerbata aku merayukata-kata berpagut penuh jedamer
Terlalu lama litani hidup ini tanpa puisiTanpa untaian kata bertabur maknaTerjebak sekian masa trasa hampaSuka dan duka pun tanpa jiwaSadari hati ini&