Tuhan telah menyantuni kita lewat idul fitri dan lebaran.
Kuis yang menarik walau baru kali ini dicoba, masih ada salahnya walau banyak benarnya. Mari coba.
Sebab, padi telah menjadi ketupat. Maafkanlah selagi kita sempat.
Meraih Kemenangan Merasakan Kembali Fitri di Hari Lebaran
Lebaran telah tiba. Masyarakat menyambut dengan suka cita. Tak perlu baju baru untuk bisa ikut gembira
Engkaulah satu yang nomor satu yang menjadi gurauan, di setiap pertemuan dalam jabat rapat jari-jemari kemaafan
Kekosongan atau kenihilan seperti sedang terkena angin Gabuk isinya Terbang semau-maunya
Tangan-tangan menahan guyon Mata terkantuk lesu Tuhan, semoga malamku tidak sia-sia Tuhan, semoga saja.
Hidup memang akan seperti biasa setelah Ramadhan dan lebaran. Tetapi mestinya perilakunya tak biasa lagi dan harus lebih sempurna.
Selamat Idul Fitri, wahai sang langit, sang tanah, dan sang mata air
Pergimu membawa serta keping-keping noda hitam dari kumpulan nista dan kelamnya dosa
Mohon Maaf Lahir Batin: Yang disengaja Dan tidak disengaja Allah maha besar Allah maha besar Tiada Tuhan selain Allah
Tapi belum finish benar. Karena finish yang sesungguhnya adalah ketika kita semua mengakhiri ziarah di dunia. Di sanalah akan ada pengadilan
Hari kemenangan telah tiba, Idul Fitri datang menghampiri kita, Empat puluh hari berpuasa telah selesai dan saatnya kita merayakan kemenangan
Gemintang berpendar-pendar Endapkan sepi yang baru saja menepi Malam kemenangan segera tiba
Kau akan berlalu Berganti bulan baru Dan aku akan menunggumu di ruang rindu
Senja telah bergerak menuju malam Berderet burung bersorak gembira Kiranya petang telah tersambut malam
Lebaran telah tiba Kata maaf berlarian keluar dari lubuk yang paling dalam
Kumandang takbir bergema menembus dinding tebal cakrawala sukma bergetar disertai luruh air mata
Lebaran cucuku. Dengar gema takbir mengalun. Masuk ke ruang ruang hati. Memberi warna dingin.