Puisi Kritik Tentang Investasi Fiktif Taspen dan Kebijakan Pemerintah yang Merugikan
Puisi Tentang Kritik Kebijakan Politik
Ini Negeri Apa Sih? Aku tedampar di negeri aneh pada dua lempeng bersua
Kemarin... Kudengar ocehan ibu muda berseragam kumal di bawah baliho politik melagukan kehidupan
Jempol mengapit telunjuk dan jari tengah Ujung pena menguap peluh menetes kisah Jari manis bersila menikmati kalungan permata Kelingking bisu di ujun
Penjaja diri menjual visi, kabut semakin menutup negeri
Di sini hanya sunyi Suara deru mesin menggerek malam Pengemis terlelap di bantaran malam Lampu jalan mendesah dalam buaian bulan
Sajakku memang bawel Kawan! Bagai buluh perindu mengusik kalbu
Udara panas beringas menguap, Temperatur mematri kulit muka, Suara berpolusi mengumbar perang
Mentari pagi menyelinap sampai ke ubun-ubun kri
Lelaki tambun muncul di ujung mesiu dan meriamWajahnya garang bagai singa kelaparanKukunya baru tumbuh, ketika raungan meriam diam
Seorang guru muda idealis beranjak dari lelap dari mimpi membangun kaki - kaki negeri
Kereta negeri merangkak di atas khatulistiwa. Entah ke mana besi ular itu menjalar? Lima ribu seratus kilometer jarak tempuh dilewati
Negeriku betapa ngeri dirimu. Merkuri menerangi pelacur jalanan.
Politikus busuk! Kau jual tuhan dalam kiloan. Bersumpah demi apa saja
Inilah potret kotaku pagi iniBerjalan aku menyusur perisai kotaLangkah kaki matahari menapaki siangRumput merebah menikmati pagi
Malam ini pijamkan Aku selimut. Berikan sejenak saja baju kumal belepotan duka yang menderu dalam napas
Setelah bulan bermuram durja di paruh masaBumi bingung terhuyung- huyung dirundung dukaMatahari mengibas panas warna tembaga
Tarian aksara melukis malamDendang rindu mengayuh sepiUjung jarum menambal bingkai kisahBenang gelasan merajut kasih
Puisi yang menceritakan perjuangan anak dan lebih memahami perkembangan zaman.