Dalam sembap Kau berusaha memeluk dirimu sendiri Isak tangis yang kau tahan terus berlari
Untuk kesekian kalinya Aku berharap selalu hadir di sisimu Di setiap sudut pikiran dan hatimu
Penyair tidak berkata"Jangan lupakan jati dirimu" Dia berkata: Saat nalar sudah tak lagi sejalan dengan akal
Kemarin, ku belum bertemu jawabanProblema menggunung, pikir dan rasa, membeku di puncaknyaCoba kubertanya pada rumput, namun sang rumput t'lah hi
Sobat cantik, tak biasanya kau hadir didepan bola mataku, dengan sapa ramahmu bersahabat, dengan senyummu yang meneduhkan hati, yang galau