PEREMPUAN DI UJUNG SUNYIYang aku temui di ujung sunyi ituEngkau, seorang perempuan berpita unguDi kepalamu kemboja tidak pernah lama berhentiSebab ang
BAGIAN KENANGANSeorang gadis menerka-nerka keinginanPada hari lahirnya, tanpa ucapanSedikit menyesali ...Angin sore yang tak membawa dia pergiSedangka
PADA YANG KUPU-KUPUSuatu malam yang bijaksanaDingin, tetapi baik-baik sajaApalah sepi, ia malah penuh nuansaManakala dari sepasang mata senduPada kedi
Bagaimana mungkin sebuah ciuman sederhana mampu merontokkan gigi bungsu? Sebuah absurditas manis menanti di balik napas dan lumatan.
EPILOG CINTAKita membaca siang dengan tenangMengeja pelan-pelan dan berulangSebelum benar bisa membedakanMakna terang, juga berawanSampai di bulan ked
Sebab di pelukan rintik-rintik hujan Cinta tampak bersedih, pedih kemudian
SESEORANG DI MUSIM YANG BASAH Ada yang selalu dikabarkan angin Tentang dingin pun ribuan ingin
TENTANG KEPERGIAN Di belantara yang lengang Tepat ketika sore berpulangS eusai merapal mantra-mantra
HUJAN HARI INI Apa alasan hujan menumpahkan pilu?
Di semenanjung yang jauh Ketika bulan hanya separuh Sepasang mata sayu perempuan itu
Sabtu malam, seseorang mengabarkan keheningan pada lapuknya ingatan, perihal langit tanpa cahaya peraduan.
Seseorang menepi ke angkringan Sejenak berdiskusi dengan secangkir kopi
Pagi sendu, aku duduk di sebuah bangku Memandangi lara yang terlalu memaksa di matamu
Suatu ketika pernah aku meminta, "Engkau jangan menghilang, nanti aku luka."
Seseorang menapaki malam sebagai kesunyian Tetapi semesta tak lama mengaminkan
Engkau yang berkisah Sedangkan aku hanya menulisnya
Begitu luasnya ingatan, tetapi mengapa aksaraku tidak juga menjadi bulan? Redup, tiada cahaya pada tiap jengkal katanya.
la-la-la-la ...Masih adakah suara-suara?Selain, "Eh, para majikan hari ini,berbagi bual seperti apa lagi?"