jalan hidup yang tak selalu mulus telah kau tembus kau kira diri telah punya namun ternyata petaka datang tanpa aba-aba sementara diri tak bisa bela
Setiap kamu bercerita, angin bertiup sesekali. Kadang terasa berhembus gegap. Tersering malah dingin senyap. Kesunyian merayap pelan berbilang tahun
Ketika aku menjumpaimu Seperti biasa dalam nuansa pagi yang masih sejuk
Malam itu dalam kesendirian sunyi kukatakan pada waktu Jika sekiranya kutersadar bahwa aku hanyalah sehelai kertas lusuh dengan noktah hitam berserak
Berjalan dalam kesunyian Meraba tanah untuk di pijak Aku masih ingat betul kejadian itu
Pada kesunyian, seribu tawa di matikan Tersayat ingatan, di tikam nafsu
Labirin dan selasar masih menyisakan kerontang tadi pagi di rumah putih ia dibebat menuju pusara tak ada seremoni perpisahan tak ada lagu tangis seper
Adakalanya aku harus berputar melawan arah, menyeberangi arus sungai yang dingin melawan deru angin malam yang hening.
Kesunyian itu seperti mimpi yang membelah waktu, menenggelamkan sebagian harapan yang pernah kau janjikan pada penghuni alam.
Angin.. Semilir, hening menyapa Membelai nyiur dalam diamnya Meraba padi dalam tidurnya