puisi kehidupan tentang arti hidup sampai mati memeluk
Tubuh tegap , suara lantangEmpat ratus lebih sayap melekat di jasadRibuan tangan menggantung di lenganKepala melekat pada telapak kaki,
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian cepat atau lambat
Tentang kepergian seseorang dan kenangan-kenangan yang berpengharapan
Buah di pohon. Tidak menunggu matang, lalu busuk. Tidak menunggu berbiji, lalu jatuh. Tidak menunggu bertunas, lalu layu. Meninggal.
Meski tidak bertatap muka Namun petuahnya senantiasa jadi senjata
Bagaimana cara terbaik mengakhiri hidup ini
Aku bertemu kehidupan dan bertanya tujuan hidupnya Jawabnya kematian
Di sana jasadmu terbaring Tanpa istri tanpa buah hati
Memutari ujung lingkaran. Menunggui kematian demi kematian. Burung-burung dara jatuh perlahan. Menumpuk pelan-pelan.
Selama kaki ini berpijakUsahakan lah berprilaku bajikKarena siapa tahu kapan...mata akan tertutup matiMulut akan hampa berkabutKening tak sempat menge